TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurahman, membeberkan sejumlah alasan Visa menggelontorkan dana investasi kepada Go-Jek. Salah satu alasannya adalah aplikasi anak bangsa itu sejalan dengan Visa yang selalu melakukan banyak inovasi.
"Kita itu selalu tertarik untuk berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang berinovasi. Kita perusahaan yang berinovasi dan kita lihat Go-jek merupakan yang selalu berinovasi," kata Riko di Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa 23 Juli 2019.
Riko menambahkan, selain mempunyai lini bisnis yang sama, Go-Jek dan Visa mempunyai kesamaan dalam visi dan misi untuk mengembangkan sistem pembayaran digital agar semakin mudah.
Tak hanya itu, Visa tertarik untuk menanam saham di Go-Jek karena melihat peluang yang sangat besar. Karena saat ini aplikasi besutan anak negeri itu telah menginvasi beberapa negara di Asia Tenggara yang digadang-gadang akan terus berkembang.
"Seperti saya bilang, ruang lingkupnya se-Asia tenggara sesuai dengan ekspansi Go-jek. Seperti anda ketahui mereka sudah masuk Singapura, Thailand, dan Vietnam," ujar Riko.
Namun ketika ditanya lebih jauh, Riko mengaku belum bisa mengungkapkan berapa total invetasi yang digelontorkan kepada Go-Jek karena terbentur kebijakan perusahaan. "Besar kecil investasi tu relatif," katanya.
Riko hanya menuturkan, tahap saat ini yang sedang dijalankan adalah masih merencanakan alur kerja sama yang akan dilakukan ke depanya. "Lagi eksplor kira-kira apa yang bisa dilakukan bersama Go-jek jadi kalau nanti sudah ada yang kongkret akan dikomunikasikan lagi."
Sebelumnya diberitakan Go-Jek sebelumnya tengah menggalang dana seri F. Hal ini dibutuhkan unguna mendorong pengembangan sistem pembayaran digital di seluruh Asia Tenggara
Dalam pendanaan Seri F ini, Go-Jek berhasil mendapatkan pendanaan selain dengan Visa Inc mereka juga dapat dari Siam Commercial Bank Plc., Mitsubishi Motors Corp., Mitsubishi Corp. dan Mitsubishi UFJ Lease & Finance Co. Thailand.
Aplikasi Go-Jek yang pertama kali beroperasi pada 2015 ini tengah berupaya melakukan ekspansi di luar Indonesia untuk melayani konsumen di seluruh Asia Tenggara, dengan membangun layanan konsumen serbaguna, mirip dengan WeChat keluaran Tencent Holdings Ltd. di Cina.
EKO WAHYUDI | RR ARIYANI