Pendalaman Sektor Keuangan
Kedua, pendalaman sektor keuangan. Pendalaman sektor keuangan menjadi sangat penting bukan hanya untuk mendukung terjadinya stabilitas ekonomi tetapi juga untuk mendukung pembiayaan pembangunan ekonomi karena terbatasnya sumber dana pemerintah dan domestik.
Sementara itu, Destry menyebut, fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa sektor keuangan relatif dangkal bila dibandingkan peer group. Sektor keuangan yang masih dangkal, menurutnya, hal ini menyebabkan tingginya volatilitas sektor keuangan Indonesia.
“Sebagai gambaran di periode akhir 2018 rasio kredit terhadap PDB Indonesia hanya mencapai 37 persen sedangkan di Thailand dan Malaysia 80 persen dan 100 persen,” ungkapnya.
Sistem Pembayaran
Ketiga, pengembangan sistem pembayaran yang lancar, aman, efisien, dan inklusif. Perkembangan ekonomi digital diikuti dengan perkembangan teknologi finansial yang berkembang pesat.
Bagi sektor perbankan, lanjutnya, disrupsi ini menghadirkan tantangan karena sudah merambah ke berbagai layanan yang selama ini dilayani oleh perbankan.
Dari sisi Bank Indonesia hal ini menjadi tantangan besar karena terjadi pergeseran pola transaksi menuju transaksi non tunai dan pelakunya pun tidak hanya bank namun juga non bank, sehingga hal ini akan mendorong terjadinya inovasi sistem pembayaran.
“Total transaksi digital payment Imani di Indonesia selama periode Maret 2018 Februari 2019 tumbuh hingga 73 persen sehingga tumbuh 40 persen dan sepanjang 2018 total nilai transaksi alami sudah mencapai 47 triliun,” jelasnya.
Ekonomi Dan Keuangan Syariah
Keempat, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Destry mengatakan Indonesia dengan populasi muslim terbesar di dunia belum belum mampu berperan banyak dalam bidang ekonomi dan keuangan syariah.
Di sektor keuangan pangsa pasar industri syariah saja masih sangat rendah, di mana market share pada April 2019 hanya tercatat 5,9 persen untuk industri perbankan, 4,2 persen untuk industri keuangan nonbank, dan 16 persen di pasar modal atau secara total hanya mencapai 8,7 persen dari total industri keuangan di Indonesia.
Kelima, sinergi dengan Pemerintah, OJK, DPR, dan lembaga lainnya. Menurut komisioner LPS ini, sinergi dengan lembaga dan otoritas lain sangat dibutuhkan karena permasalahan yang dihadapi semakin kompleks.
BACA: Destry Damayanti Calon Tunggal DGS BI, Pasar Respons Positif
Adapun Destry Damayanti merupakan calon tunggal yang diajukan oleh Presiden Joko Widodo untuk menggantikan Mirza Adityaswara yang masa jabatannya akan selesai pada Juli 2019. Kemampuan Destry bisa dibilang cukup diperhitungkan di sektor moneter. Hingga saat ini, Destry masih menjabat sebagai Anggota Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS, sejak 24 September 2015.
Destry Damayanti juga pernah menjabat sebagai Kepala Ekonom PT Mandiri Sekuritas pada 2005-2011. Selain itu, dia terpilih sebagai Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK pada 2015.
DIAS PRASONGKO