TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Anggaran atau XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengelar agenda fit and proper test bagi calon tunggal anggota Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI), Destry Damayanti, Senin 1 Juli 2019.
Baca juga: BI: Putusan MK Soal Pilpres Menang Jokowi Jadi Sentimen Positif
"Pengalaman saya di berbagai sektor mulai di BUMN, akademik, hingga regulator dalam 28 tahun akan jadi modal saya untuk berkarya optimal di BI. Saya siap melaksanakan sebaik mungkin menjaga integritas, sebagai DGS BI," kata Destry usai memaparkan visi dan misinya kepada Komisi Anggaran DPR, Senin.
Destry merupakan calon tunggal DGS BI yang diajukan Presiden Joko Widodo kepada DPR. Jika lolos, Destry akan menggantikan DGS BI Mirza Adityaswara, yang masa jabatannya bakal rampung pada 25 Juli 2019.
Berdasarkan pengumuman yang diberikan Komisi Anggaran, rapat yang semula dijadwalkan mulai pada pukul 14.00 WIB mundur menjadi sekitar pukul 14.30 WIB. Adapun, agenda fit and proper test dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Supriyatno.
Kepada anggota Dewan, Destry memberikan paparan yang bertajuk "Menjadikan Bank Sentral yang Adaptif dan Inovatif." Dalam paparanya, ia menyajikan 5 misinya jika diberikan kesempatan menjadi DGS BI.
Baca Juga:
Sementara itu lima hal yang disoroti Destry dan menjadi misinya jika dipilih adalah mengoptimalkan adanya bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif. Menurut dia, bauran ini penting untuk menjaga stabilitas sistem keuangan guna mendorong perekonomian.
Kedua, Destry juga menyebut pendalaman di sektor keuangan harus mampu mendorong pembangunan ekonomi. Sebabnya, rasio kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) dan kapitalisasi pasar modal Indonesia yang masih kecil jika dibandingkan negara lain.
Ketiga, Destry kemudian juga ikut menyoroti perkembangan keuangan digital. Dia menyebut tantangan bagi perbankan sangat terlihat dengan munculnya banyak layanan financial technology atau fintek yang mengambil alih peran perbankan. Selain itu, dia juga menyinggung kebijakan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Selanjutnya, Destry Damayanti juga menyebutkan mengenai perkembangan keuangan syariah yang selama ini dinilai belum signifikan. Padahal pasar keuangan syariah memiliki potensi yang besar baik dari sisi produk maupun dari segi pasar yang besar. Terakhir, dia juga menyebut sinergi dengan pemerintah, OJK dan DPR yang sangat dibutuhkan.