TEMPO.CO, Bandung - Bank Dunia memberi bantuan dana sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dana itu untuk menyelesaikan persoalan sampah Sungai Citarum yang jadi sorotan dunia.
Baca: Relokasi Industri di Sungai Citarum Disebut Wacana 15 Tahun Lalu
“Kita dapat dana dari Bank Dunia Rp 1,4 triliun. Dalam waktu satu minggu ini, kita harus presentasi ke Pemerintah Pusat dan Bank Dunia, uang Rp 1,4 triliun buat apa saja,” kata Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil, di Gedung Sate Bandung, Selasa, 11 Juni 2019.
Ridwan Kamil mengatakan Pemprov Jawa Barat akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kota/Kabupaten yang dilewati sungai Citarum. Koordinasi tersebut dilakukan untuk mengefisienkan dana bantuan itu dalam menyelesaikan persampahan Sungai Citarum.
Dana tersebut, menurut Ridwan Kamil, juga akan digunakan untuk edukasi, menyiapkan infrastruktur wilayah, lokasi pemilahan sampah, serta menyiapkan teknologi terkait sampah, termasuk fasilitas daur ulang sampah menjadi bahan bakar. "Juga untuk menambahi truk sampah, membenahi manajemen sampah, mengatur zona-zona daur ulang sampah, dan lain-lain."
Terkait fasilitas daur ulang sampah plastik menjadi bahan bakar, Ridwan Kamil mengaku tengah mencari lokasi strategis. Sedangkan untuk model teknologinya, masih dalam tahap pembahasan dan Pemprov Jawa Barat sangat terbuka dengan berbagai teknologi. "Teknologi apa pun bisa dipakai, yang penting bisa menuntaskan masalah sampah," ucapnya.
Kondisi sungai Citarum jadi keprihatinan dunia sampai akhirnya Bank Dunia bersedia mengeluarkan dana untuk mengatasinya. Persoalan Sungai Citarum sendiri pun sudah menjadi perhatian Pemerintah Pusat.
Baca: Program Citarum Harum, Ridwan Kamil Minta Tambahan Dana Rp 600 M
Ridwan Kamil menilai perkembangan penataan Citarum sudah tergolong baik. Apalagi, semenjak Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi salah satu elemen dalam masalah teknis dan saat ini, di sepanjang Sungai Citarum sudah tidak ada lagi pemukiman.
ANTARA