TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tak mengelak bahwa sejumlah persoalan yang mendera Kementeriannya belakangan ini cukup rumit termasuk soal kenaikan harga tiket pesawat dan skema tarif ojek online.
Baca juga: Menhub: Tarif Batas Atas Tiket Pesawat Turun 15 Persen
"Saya memang merasa di (Kementerian) Perhubungan itu complicated. Tapi ya saya lihat regulator memang begitu," ujar Budi Karya dalam wawancara bersama Tempo di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis petang, 9 Mei 2019.
Sambil sesekali memegang segelas teh hangat, Budi Karya bercerita memiliki cara khusus untuk menghibur diri. Bersama teman-temannya sesama menteri, eks bos PT Pembangunan Jaya itu acap melepaskan kepenatan dengan bermusik atau ngeband.
"Saya main band. Kalau ada (kejadian) yang kurang mengenakkan, ya ajakin teman-teman (main band)," ucapnya, mengimbuhkan. Band yang membetot Budi Karya sebagai personelnya ini digagas secara mendadak oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Kerja. Pembentukannya bertujuan untuk mengisi acara di hajatan Mensesneg Pratikno kala menikahkan anaknya pada 2018 lalu.
Dalam formasi band itu, Budi Karya didapuk menjadi vokalis sekaligus gitaris. Rekan sejawat lainnya mengisi posisi berlainan. Menteri Keuangan Sri Mulyani, misalnya, ditugasi menjadi vokalis. Sedangkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengisi formasi drummer.
Menteri lain, seperti Retno Marsudi menjadi vokalis. Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menjadi gitaris. Sedangkan Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki menjadi vokalis dan Kepala Badan Ekonomi Triawan Munaf mengisi posisi keyboardis.
Band berisi menteri-menteri Presiden Joko Widodo itu dinamai Elek Yo Band. Beberapa kali, Elek Yo Band tampil di panggung. Misalnya, di panggung Java Jazz dan reuni Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada atau Kagama.
Budi Karya Sumadi tak merincikan berapa kali dalam sepekan kelompoknya itu latihan band. Namun ia memastikan, kegiatan ngeband adalah salah satu terapi untuk mengentengkan pikiran karena sarat lelucon alias guyon.
Baca berita Tiket Pesawat lainnya di Tempo.co