TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah sepanjang kuartal pertama tahun ini berhasil bertahan di posisi zona hijau dan menguat cukup baik. Meski begitu, rupiah dinilai masih harus tetap bekerja lebih keras pada kuartal kedua mengingat masih banyaknya ketidakpastian global dan kekhawatiran pasar terhadap potensi resesi global.
Baca: Perry Warjiyo: Sejak 2018 Dunia Tak Ramah, Termasuk ke Indonesia
Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang kuartal I/2019 rupiah berhasil menguat 1,032 persen melawan dolar AS dan ditutup pada level Rp 14.243 per dolar AS. Rupiah menduduki posisi lima besar mata uang dengan kinerja terbaik di klasemen Asia dan kalah terhadap ringgit, baht, dan yuan offshore serta yuan renmimbi.
Padahal, di perdagangan awal tahun, rupiah sempat jauh memimpin penguatan di kelompok mata uang Asia akibat sentimen Federal Reserves yang memberikan sinyal untuk lebih sabar dalam menaikkan suku bunganya. Walhasil, dolar AS kehilangan daya tarik
Seperti pada penutupan perdagangan Kamis pekan lalu, rupiah menguat cukup tajam 1,131 persen atau naik 159 poin menjadi Rp 13.937 per dolar AS.
Sepanjang kuartal I tahun 2019 rupiah diperdagangkan dengan level terendah di Rp 13.920 per dolar AS pada perdagangan Rabu, 6 Februari 2019. Sementara level tertinggi rupiah di Rp 14.458 per dolar AS pada pembukaan perdagangan tahun ini, Rabu, 2 Januari 2019.
Kemudian, rupiah kembali melemah sepanjang perdagangan satu bulan lalu, menjadi kinerja terburuk kedua pada kelompok mata uang Asia melemah 1,222 persen. Hal ini akibat ketidakpastian geopolitik seperti perundingan perdagangan AS dan Cina, serta Brexit. Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, rupiah ditutup melemah tipis, hanya turun 1 poin menjadi Rp 14.243 per dolar AS.
Di lain sisi, kinerja rupiah pada kuartal pertama tahun ini masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja rupiah pada kuartal pertama tahun lalu. Sepanjang perdagangan kuartal pertama 2018, rupiah melemah 1,58 persen melawan dolar AS.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pergerakan rupiah pada kuartal pertama tahun ini memang cukup baik. Meski begitu, ia memperkirakan rupiah akan melemah pada kuartal kedua akibat ketidakpastian global seperti perang dagang AS dan Cina serta Brexit. "Keduanya masih belum ada kepastian hingga kuartal kedua nanti," ujar Ibrahim, Ahad, 31 Maret 2019.