TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) bakal terus melanjutkan penerbitan obligasi di tahun 2019 dan 2020 untuk keperluan pembiayaan bisnis persero. Total dana yang ditargetkan berhasil dihimpun melalui penerbitan obligasi ini sampai akhir 2020 yaitu sebesar Rp 3 triliun.
Baca juga: Angkasa Pura II Turunkan Belanja Modal 2019 Hingga 41,1 Persen
"Kami dapat alokasi waktu selama dua tahun untuk Rp 3 triliun tersebut," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Awaluddin saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, 15 Desember2018.
Penerbitan obligasi ini, kata Awaluddin, salah satu instrumen pembiayaan dari perusahaan untuk menutupi kebutuhan modal kerja atau capital expenditure (capex) yang cukup besar. Jumlah Rp 3 triliun ini masih terbilang kecil dibandingkan kebutuhan capex di tahun 2018 saja yang mencapai Rp 18 triliun.
Penerbitan obligasi ini sebenarnya telah dimulai ketika Angkasa Pura II memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 November 2019. Sehingga, mereka bisa melakukan penawaran umum mulai dari 3 Desember 2018.
Kamis, 13 Desember 2018, Angkasa Pura II pun resmi mencatatkan obligasi berkelanjutan I tahap I tahun 2018 sebesar Rp 750 miliar di pasar modal. Obligasi ini dibagia dua seri, Seri A dengan nilai Rp 200 miliar dan tenor 3 tahun, dengan bunga Rp 8,65 persen per tahun. Lalu Seri B dengan nilai Rp 550 miliar, tenor 5 tahun, dan bunga Rp 8,95 per tahun.
Nantinya, dana hasil obligasi ini akan dipergunakan untuk pengembangan fasilitas 15 bandara yang dikelola Angkasa Pura II seperti runway, taxiway, apron, dan fasilitas penunjang lainnya. lalu ada juga pengembangan gedung parkir dan fasilitas lainnya.
Menurut Awaluddin, obligasi hanyalah salah satu sumber pendanaan di perusahaannya, selain kas internal dan pinjaman komersial perbankan. Saat ini, Angkasa Pura II juga tengah menyiapkan pembiayaan dari institusi non-perbankan berupa kerja sama pengelolaan bandara dengan pihak mitra swasta. "Jadi mitra yang alokasikan investasi, lalu berbagi pendapatan dari pengoperasian bandara," ujarnya.