Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

OJK dan BI Janji Tidak Ada Perang Suku Bunga Dana

Reporter

image-gnews
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Menteri Sosial Idrus Marham (kanan), Ketua Umum Perbanas Kartiko Wirjoatmodjo (kiri), anggota Komisioner OJK Heru Kristiyana (kedua kiri) meluncurkan bersama kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Jakarta, 3 Mei 2018. Tempo/Tony Hartawan
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) bersama Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kanan), Menteri Sosial Idrus Marham (kanan), Ketua Umum Perbanas Kartiko Wirjoatmodjo (kiri), anggota Komisioner OJK Heru Kristiyana (kedua kiri) meluncurkan bersama kartu berlogo Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Jakarta, 3 Mei 2018. Tempo/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjanjikan tidak akan terjadi perang suku bunga dana antara perbankan yang dapat mengerek naik suku bunga kredit. Namun diakui sebagian kelompok bank sudah menaikkan suku bunga simpanan depositonya hingga di atas bunga penjaminan.

Baca juga: Ini Cara OJK Permudah BUMD dan UKM Masuk Pasar Modal

"Bank Indonesia sudah menyampaikan komitmen untuk menjaga kondisi likudiitas. Memang dana pihak ketiga melambat, namun hingga saat ini tidak ada itu perang suku bunga," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana usai jumpa pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 1 November 2018.

Menurut data yang dipaparkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada Selasa, kenaikan suku bunga simpanan deposito terus terjadi, terutama di kelompok bank menengah (BUKU III) dengan rata-rata bunga spesial (special rate) deposito sebesar 7,17 persen.

Sementara itu, Heru mengatakan kenaikan suku bunga simpanan sulit dihindari karena perbankan menyesuaikan dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang sejak Mei 2018 naik 150 basis poin.

Ke depan, dengan perkiraan masih adanya potensi kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, Bank Sentral AS dan juga suku bunga acuan Bank Indonesia, Heru mengatakan tidak tertutup kemungkinan suku bunga simpanan masih akan meningkat.

Namun Heru yakin, kenaikan suku bunga simpanan itu tidak akan signifikan. Selain itu, Heru memegang komitmen Bank Indonesia untuk menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang antarbank, agar perbankan leluasa untuk memperoleh pendanaan.

"Saya tidak akan mengatakan kalau (suku bunga) tidak akan naik. Namun secara historis (merujuk pada pengaruh dari kenaikan suku bunga acuan BI) tidak akan besar juga," ujar Heru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Siapa yang bilang ada perang suku bunga, tidak ada itu," katanya.

Selain kenaikan suku bunga acuan BI, Heru menjelaskan, salah satu sumber pendanaan bank, yakni Dana Pihak Ketiga (DPK) juga memang sedang seret. Hingga September, DPK hanya tumbuh 6,6 persen (yoy), sementara kredit dua kali lipatnya yakni mencapai 12,6 persen.

DPK memang bukan satu-satunya indikator yang digunakan untuk mengukur likuiditas perbankan. Heru mengatakan masih terdapat ekses likuiditas atau "buffer" perbankan yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga.

"Kami lihat industri perbankan, cadangan (buffer) masih oke. Ya memang kita juga harus cermati masing-masing usahnya. Tapi bank BUKU I dan II, juga masih oke 'buffer'nya," ujarnya.

Adapun perlambatan DPK ini juga membuat indikator rasio kredit terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) meningkat mencapai 93 persen. Padahal, jika merujuk ketentuan yang dibuat Bank Indonesia, level kehati-hatian LDR adalah 78-92 persen.

Heru memperkirakan kondisi LDR pada akhir tahun akan berada di 93 persen.

Senada dengan OJK, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berjanji menjaga kecukupan likuiditas agar tidak terjadi perang suku bunga dana perbankan. Perry berjanji akan membuat likuiditas tidak kurang maupun tidak berlebihan. "Untuk melihat likuiditas, jangan dibanding pertumbuhan DPK dan juga pertumbuhan kredit ya. Ada indikator alat likuid per DPK (AL-DPK), itu masih dalam keadaan baik. Kita pastikan likuiditas cukup," ujar dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

18 jam lalu

Seorang pengrajin membuat tenun dalam rangkaian acara Festival Rimpu Mantika di Bima, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 27 April 2024 (TEMPO/Akhyar M. Nur)
Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.


Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.


Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

1 hari lalu

Fadjar Hutomo memberikan sambutan di acara Fintech Securities Crowdfunding (Finscoin) di Surabaya 24 Februari 2022
Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.


Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

1 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.


Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Ade Ary Syam Indradi (tengah) bersama Wadirreskrimsus AKBP Hendri Umar (kiri) dan Kanit 2 Subdit Siber AKP Charles Bagaisar (kanan) saat konferensi pers di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Penyidik Polda Metro Jaya menangkap tersangka berinisial EP (40), BYP (37), DA (24), dan TA (41) terkait perjudian online. Keempat orang tersebut merupakan admin dari channel YouTube Bos Zaki @dzakki594. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

1 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar
BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.


BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

1 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.


Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.


Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

2 hari lalu

Ilustrasi Kredit Perbankan. shutterstock.com
Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.