Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tekan Defisit BPJS Kesehatan, Ini Rekomendasi Ikatan Fisioterapi

image-gnews
hal 14 bpjs
hal 14 bpjs
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menekan defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan, Ikatan Fisioterapi Indonesia mengusulkan pemilahan penanganan pasien untuk meningkatkan efisiensi pelayanan fisioterapi. "Karena selama ini prosedur yang ada menyebabkan pelayanan tidak efektif dan tidak efisien sehingga disinyalir menimbulkan banyak biaya," kata Ketua Umum IFI Ali Imron di Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018.

Baca: Presiden Jokowi Tagih Penunggak Iuran BPJS Kesehatan

Usulan itu sudah disampaikan kepada pihak terkait, yaitu saat Komisi IX DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) membahas soal BPJS pada Kamis kemarin. Dia mengatakan salah satu hal yang menonjol kurang baiknya prosedur pelayanan dengan tidak ada pemilahan penanganan kasus supaya ditangani fisioterapi atau perawatan rehabilitasi medis.

Walhasil, hal itu yang kemudian menyebabkan proses penanganan penyakit menjadi panjang. "Dijadikan satu, padahal seharusnya berbeda. Ini menyebabkan pelayanan fisioterapi menjadi panjang. Setelah dari dokter, dari dokter umum ke dokter spesialis, lalu ke rehabilitasi medis dan fisioterapi," kata Ali.

Ali menjelaskan, masing-masing ada tiga pos yang harus dilewati sebelum ke pos fisioterapi, sedangkan masing-masing pos ada biaya. Ia kemudian mengusulkan agar dilakukan pemotongan satu pos prosedur penanganan.

Setelah dari dokter umum dan dokter spesialis, kata Ali, penanganan langsung ke fisioterapi, tanpa melalui rehabilitasi medis terlebih dahulu. Dengan adanya pemotongan satu pos prosedur penanganan tersebut dapat menekan biaya yang harus dikeluarkan BPJS.

"Penekanannya bisa sampai 20 persen. Kalau dihitung dengan jumlah rumah sakit di Indonesia yang sudah bekerja sama dengan BPJS jumlah penekanan biayanya cukup signifikan," kata Ali.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih jauh Ali mengatakan Komisi IX DPR telah menerima usulan tersebut yang rencananya akan dikaji. Komisi IX sepakat jika harus ada pemilahan antara penanganan perawatan rehabilitasi medis dan fisioterapi sehingga ada efisiensi. "Pemilahan kasus itu yang menyebabkan efisiensi. Komisi IX bisa terima tapi tidak tahu dari BPJS," katanya.

Pemerintah saat ini dibelit masalah defisit BPJS Kesehatan. Komisi IX berharap adanya perbaikan sistem INA-CBGs karena dinilai sudah tidak sesuai dengan kebutuhan saat ini. INA-CBGs merupakan sistem untuk menentukan standar tarif rumah sakit sebagai referensi biaya klaim ke BPJS atas biaya pasien BPJS .

Baca: Defisit BPJS Kesehatan Dikritik Jokowi, Ini Respons Menkes

Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf meminta pelibatan sejumlah lembaga atau organisasi lainnya dalam merumuskan sistem yang baru. Dengan kata lain, kata dia, pembahasan tidak hanya melibatkan rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta, dan BPJS Kesehatan. "Perlu dihadirkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), gabungan perusahaan farmasi dan sebagainya dalam menyusun metode sistem," katanya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

5 hari lalu

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan pada sebuah panel bertajuk
Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.


Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

8 hari lalu

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung, Priok, Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Namun nilai ekspor mengalami penurunan secara tahunan. Tempo/Tony Hartawan
Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.


Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

14 hari lalu

Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group.
Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.


Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

19 hari lalu

Suku Baduy, JKN Mempermudah Menjangkau Akses Kesehatan
Hari Kesehatan Sedunia, 269 Juta Penduduk Indonesia Telah Ikut Program JKN

Program JKN disebut telah mencegah 1,6 juta orang miskin dari kemiskinan yang lebih parah akibat pengeluaran biaya kesehatan rumah tangga.


BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

21 hari lalu

BPJS Kesehatan Sediakan Posko Pemeriksaan Kesehatan Gratis

BPJS Kesehatan kembali menghadirkan layanan pemeriksaan kesehatan gratis.


4 Jenis Kecelakaan yang Tak Dijamin BPJS Kesehatan, Bagaimana Prosedur Klaimnya?

24 hari lalu

Petugas melayani peserta BPJS Kesehatan di kantor cabang Proklamasi, Jakarta.
4 Jenis Kecelakaan yang Tak Dijamin BPJS Kesehatan, Bagaimana Prosedur Klaimnya?

Begini syarat dan ketentuan jika korban kecelakaan dapat ditanggung BPJS.


4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

29 hari lalu

4 Jenis Kepesertaan BPJS Kesehatan, Cek Perbedaannya

Terdapat jenis-jenis kepesertaan BPJS Kesehatan, yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) hingga Pekerja Penerima Upah. Berikut perbedaannya.


268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

29 hari lalu

Ilustrasi BPJS Kesehatan. Dok.TEMPO/Aditia Noviansyah
268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan per Februari 2024, terdapat 268 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).


BPJS Kesehatan Optimistis Indonesia Capai UHC di Tahun Ini

30 hari lalu

BPJS Kesehatan Optimistis Indonesia Capai UHC di Tahun Ini

BPJS Kesehatan berkomitmen untuk menjamin seluruh penduduk Indonesia terdaftar dalam Program JKN.


Rumah Sakit Unpad Mulai Beroperasi, Pasien Belum Ditanggung BPJS Kesehatan

31 hari lalu

Suasana Rumah Sakit Unpad. Foto : Unpad
Rumah Sakit Unpad Mulai Beroperasi, Pasien Belum Ditanggung BPJS Kesehatan

Tenaga kesehatan Rumah Sakit Unpad berasal dari Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, dan Psikologi di Unpad.