TEMPO.CO, Nusa Dua - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Melinda Gates, salah satu pendiri yayasan Bill and Melinda Gates Foundation mendorong Indonesia untuk bisa memproduksi vaksin sendiri. Menurut Sri Mulyani, Melinda mendorong Indonesia untuk bisa memproduksi sendiri vaksin-vaksin melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Bio Farma.
Baca : Sri Mulyani: Ekonomi Bali Naik, Bakal Lampaui Biaya IMF - WB
"Gates Foundation yang concern soal kesehatan mereka ingin bantu Indonesia lewat di research BUMN melalui Bio Farma," kata Sri Mulyani saat mengelar konferensi pers mengenai penyelenggaraan Pertemuan IMF-World Bank di Bali Art Collection, Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Adapun, dorongan ini diberikan setelah Sri Mulyani bertemu dengan Melinda di sela-sela Pertemuan IMF-World Bank di Nusa Dua, Bali. Melinda dijadwalkan hadir dalam salah satu seminar di Pertemuan IMF-World Bank yang berjudul "Policies for Harnessing Technology for Growth." Dalam seminar itu, Sri Mulyani dan Melinda Gates sama-sama menjadi panelis.
Melinda, kata Sri Mulyani, berharap Indonesia bisa memproduksi vaksin-vaksin sendiri baik untuk kebutuhan domestik maupun internasional. Sehingga, dominasi produk vaksin tidak hanya oleh negara-negara di bagian Barat seperti Eropa tetapi juga di Asia.
Melinda menilai, Sri Mulyani melanjutkan, Indonesia memiliki kapastias yang cukup untuk bisa memproduksi sendiri vaksin. Melalui cara ini Indonesia diharapkan menjadi salah satu pemain di dunia yang ikut memproduksi vaksin.
Bendahara negara itu juga mengatakan bahwa melalui pertemuan dengan Melinda, Sri Mulyani juga membicarakan khusus mengenai vaksin polio dan pnunomonia. Kedua vaksin ini penting karena Indonesia saat ini tidak lagi dianggap sebagai negara dengan low income. Akibatnya, Indonesia harus membeli vaksin dengan harga yang lebih tinggi.
Namun, kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini, melalui Gates Foundation, Melinda bersedia membantu supaya Indonesia bisa mendapatkan vaksin lebih murah. Sehingga selama lima tahun ke depan, sembari menunggu Bio Farma mampu memproduksi vaksin sendiri, Indonesia masih bisa mendapatkan vaksin lebih murah menjadi US$ 3 dolar per dosis dari harga awal US$ 18 dolar per dosis.
"Diharapkan (selama) lima tahun ke depan Bio Farma (sudah bisa memproduksi) sehingga Indonesia bisa dapat harga vaksin yang lebih baik," kata Sri Mulyani.