TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) menyalurkan kredit investasi berskema sindikasi kepada PT Hutama Karya dengan limit sebesar Rp 2,17 triliun untuk pembangunan ruas tol Terbanggi Besar, Lampung Tengah - Kayu Agung Sumatera Selatan. Ruas tol yang hendak dibangun itu memiliki dimensi panjang 185 km.
Baca: Bank Mandiri: Transaksi Kartu Kredit Meningkat Jadi Rp 24 Triliun
Adapun penandatanganan perjanjian kredit dilakukan oleh SEVP Large Corporate Banking Bank Mandiri Dikdik Yustandi, Direktur Keuangan Hutama Karya Anis Anjayani, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar dan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo di Bali, Kamis, 11 Oktober 2018.
Pembiayaan tersebut memperkuat dukungan Bank Mandiri pada percepatan pembangunan proyek infrastruktur. Pembangunan infrastruktur ini di antaranya untuk meningkatkan konektivitas dan memangkas biaya pergerakan barang dan jasa.
Royke menjelaskan, keikutsertaan Bank Mandiri dalam sindikasi ini menunjukkan dukungan sinergi antar BUMN pada program-program strategis pemerintah, khususnya dalam percepatan penyediaan infrastruktur utama. "Bank Mandiri memiliki komitmen yang kuat dalam pembangunan proyek-proyek infrastruktur penting, seperti pembangunan jalan tol, dan pembangunan bandara maupun pelabuhan laut. Untuk itu, kami memiliki produk-produk pembiayaan yang bisa dimanfaatkan, termasuk pada tahap pembebasan lahan, pembangunan konstruksi maupun tahap pengoperasian,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bank Mandiri bersama perusahaan anak Mandiri Sekuritas dan Mandiri Manajemen Investasi bekerjasama dengan PT Jasa Marga (Persero) Tbk menerbitkan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA).
Produk investasi yang pertama kali diluncurkan tersebut telah memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada Kamis, 11 Oktober 2018 dan akan segera diperdagangkan di pasar modal dengan target pengumpulan dana mencapai Rp 1,5 triliun.
Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas sebelumnya telah membantu Jasa Marga menerbitkan obligasi rupiah di pasar modal internasional, Komodo bonds senilai Rp 4 triliun pada akhir tahun lalu, serta Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT) untuk membiayai pengembangan jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Harapannya, alternatif pembiayaan infrastruktur melalui pasar modal ini dapat dimanfaatkan perusahaan di bidang infrastruktur untuk mendapatkan sumber pendanaan yang efektif dengan biaya yang terukur.
Pada kesempatan lain, Bank Mandiri memberikan fasilitas kredit transaksi khusus senilai Rp 2,5 triliun kepada PT Indonesia Infrastruktur Finance. Fasilitas kredit transaksi khusus ini bertenor 3 (tiga) tahun. Selain itu, Bank Mandiri juga memberikan fasilitas kredit jangka pendek senilai Rp 500 miliar bertenor 1 (satu) tahun, serta fasilitas treasury line sebesar US$100 juta dengan jangka waktu fasilitas selama 5 tahun sejak penandatanganan.
"Dukungan Bank Mandiri terhadap Indonesia Infrastruktur Finance merupakan inplementasi dari keseriusan Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalu pembangunan infrastruktur," katanya.
Untuk keseluruhan sektor infrastruktur, Bank Mandiri telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp 165,8 triliun hingga Juni 2018. Dari nilai tersebut, Rp 39,3 triliun di antaranya dialokasikan untuk pembangunan transportasi, termasuk bandara dan pelabuhan.
Baca: Bank Mandiri: Terlihat Sekali Niat SNP Finance Jelek
Selain itu, pembiayaan kredit Bank Mandiri dialokasikan sebesar Rp 36,8 triliun untuk pembangkit listrik, Rp 24,1 triliun untuk proyek migas dan energi terbarukan. Ada juga Rp 18,3 triliun untuk sektor jalan tol, konstruksi dan sisanya untuk pembangunan telematika, perumahan dan fasilitas kota serta sektor lainnya.
BISNIS