TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemerintah bakal menyiapkan pusat komunikasi alias call center terkait bencana gempa di Palu, Sulawesi Tengah.
Baca: Rudiantara Sebut 3000 Situs dan Akun Radikalisme Diblokir
Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat bertanya dan mengadu untuk para korban gempa maupun kerabatnya lantaran saat ini komunikasi masih terbatas. "Akan dibuat di sini dan di Palu, jadi di Palu itu mirror dengan di sini," ujar Rudiantara di kantornya, Selasa, 2 Oktober 2018.
Untuk menggunakan call center, masyarakat bisa mendatangi posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Palu. Nantinya, kata Rudiantara, fasilitas itu juga bakal dibuat di Donggala atau daerah lainnya yang terdampak bencana.
"Karena percuma dibuatkan di sana kalau komunikasi masih belum ada," kata Rudiantara. Lagipula, kata dia, selama ini Palu menjadi daerah pusat yang menyerap informasi dari kabupaten lainnya.
Jaringan komunikasi di sejumlah daerah yang terdampak gempa itu sempat mati lantaran hilangnya pasokan listrik di sana. Pada hari pertama saja, kata Rudiantara, hanya sekitar 13 persen jaringan Base Transceiver Station alias BTS yang menyala di Sulawesi Tengah.
"Kemudian besoknya menjadi 12 persen dan kemudian meningkat lagi menjadi 45 persen," ujar Rudiantara.
Sampai hari ini, ujar Rudiantara, jaringan BTS yang sudah menyala di Sulawesi Tengah mencapai 49 persen, seiring dengan listrik yang perlahan masuk. Selain menunggu listrik dari PLN, ia mengatakan genset-genset juga dikerahkan untuk menjamin ketersediaan jaringan di sana.
"Jadi kami pakai genset itu juga tergantung solar. Tapi Pak Jonan (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan) akan support tentang penyediaan solar," kata Rudiantara.
Selain memulihkan jaringan di sana, Rudiantara mengatakan kementeriannya juga telah menyediakan fasilitas wi-fi bagi masyarakat. Sementara bagi tim penyisir akan disediakan telepon satelit.
"Untuk masyarakat wifi ada 38 yang aktif dan di Kota Palu ada 10 yang gratis," kata dia.