TEMPO.CO, LAMONGAN - Pemerintah Kabupaten Lamongan bekerjasama dengan PT Pertamina menggelar pasar murah untuk elpiji tiga kilogram. Acara ini bagian dari moment memperingati Hari Ulang Tahun Repiblik Indonesia ke 73 pada 17 Agustus 2018 ini.
Baca juga: Isi Ulang Elpiji Bright Gas 3 Kg Dijual Rp 39 Ribu per Tabung
Tidak tanggung-tanggung jumlah elpiji yang dijual murah sebanyak 14.560 tabung berwarna hijau ini. Elpiji dijual dengan harga Rp 16 ribu per tabung kepada masyarakat. “Kegiatan ini untuk menyemarakkan peringatan HUT RI ke-73,” ujar Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Lamongan, Munif Syarif, Jumat 17 Agustus 2018.
Pasar murah tersebut digelar di delapan kecamatan berbeda. Yakni di Kecamatan Sarirejo, Maduran, Kalitengah, Sukorame, Pucuk, Kembangbahu, Paciran dan Solokuro.
Dengan rincian di Kecamatan Sarirejo disiapkan 2.240 tabung, Maduran 1.120 tabung, Kalitengah 2.240 tabung, Sukorame juga 2.240 tabung. Sebanyak 2.240 tabung di Kecamatan Pucuk, Kembangbahu 1.120 tabung, Paciran juga 1.120 tabung dan Solokuro sebanyak 2.240 tabung.
Baca Juga:
Menurut Munif, kegiatan serupa akan lebih sering digelar, untuk semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Di Kabupaten Lamongan saat ini telah terdapat kurang lebih 26 agen LPG 3 kilogram, dengan sebanyak kurang lebih 900 pangkalan.
Sebelumnya pasar murah elpiji tiga kilogram juga digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan, Jawa Timur. Hal ini dilakukan menyusul makin langka dan mahalnya gas melon sejak menjelang hingga seusai Lebaran Juni 2018 lalu.
Baca juga: Pertamina Siapkan Dua Skema Penyaluran Elpiji 3 Kilogram
Kala itu, tabung gas elpiji ukuran 3 kg langka di pasaran. Para ibu rumah tangga mengeluhkan kelangkaan elpiji melon ini. Kalaupun ada, harganya sempat tembus di angka Rp 40 ribu per tabung. Harga ini jauh dari harga eceran tertinggi di pasaran yang hanya Rp 16 ribu.
Pemerintah Bojonegoro menuding ada spekulan yang bermain sehingga berdampak pada naiknya harga gas elpiji. “Kami tindak spekulan gas yang bermain saat Lebaran,” tutur Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro Agus Hariyana kepada Tempo.