TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan menggelontorkan anggaran untuk mensubsidi energi berupa bahan bakar minyak atau BBM, elpiji dan listrik pada tahun 2019. Rincian dari total subsidi energi tahun 2019 sebesar Rp 156,5 triliun itu adalah subsidi BBM dan elpiji Rp 100,1 triliun serta subsidi listrik Rp 56,5 triliun. Sementara alokasi subsidi energi pada tahun 2018 sebesar Rp 163,5 triliun.
Baca: 20 Tahun Reformasi: Bom Waktu Itu Bernama Subsidi BBM
"Subsidi BBM dan elpiji akan mencapai Rp 100,1 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan nota keuangan 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Kamis, 16 Agustus 2018.
Secara total, kata Sri Mulyani, subsidi energi yang akan digelontorkan tahun depan akan mencapai Rp 156,6 triliun. Khusus untuk BBM dan elpiji telah menyedot hampir 64 persen dari keseluruhan anggaran subsidi. Komponen ketiga yang ikut berkontribusi yaitu subsidi listrik yang pada tahun depan diperkirakan mencapai Rp 56,5 triliun.
Baca: Sri Mulyani Pastikan Anggaran Cukup untuk Tambah Subsidi BBM
Sebelumnya pada APBN 2018, target subsidi energi hanya di level dua digit yaitu Rp 46,9 triliun. Tapi dalam prognosis APBN 2018 yang dibacakan Sri dalam rapat Badan Anggaran DPR pada 17 Juli 2018, realisasinya mencapai Rp 103,5 triliun atau naik lebih dari dua kali lipat.
Saat itu, Sri beralasan membengkaknya subsidi BBM dan Elpiji ini terjadi karena perbedaan harga solar yang ditetapkan dengan harga yang berlangsung. Selain itu, pada Juni 2018, pemerintah juga menetapkan adanya kenaikan subsidi solar dari semula Rp 1.000 per liter menjadi Rp 2.000 per liter.
Dalam RAPBN 2019 kali ini, pemerintah memang menyatakan akan mengendalikan subsidi energi pada level yang lebih berkesinambungan. Tapi jika dilihat porsi subsidinya, tidak jauh berubah.
Sebagai contoh, porsi yang akan mendapat subsidi pada BBM jenis solar pada tahun depan akan mencapai 14,5 juta kiloliter. Angka ini lebih tinggi dibanding proyeksi di 2018 yang sekitar 14 juta kiloliter. Hal yang sama terjadi pada elpiji tabung 3 kilogram dengan asumsi subsidi sekitar 6,978 juta kilogram atau lebih besar dari proyeksi 2018 ini yang hanya 6,5 juta kilogram.
Simak berita menarik lainnya terkait subsisi BBM hanya di Tempo.co.