TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus menguat meski tipis. Berdasarkan Jakarta Imterbank Dollar Rate Bank Indonesia, kurs tercatat berada di level Rp 14.619 per dolar AS pada Kamis, 16 Agustus 2018.
BACA: Krisis Turki Berimbas pada Rupiah, Bambang Soesatyo: Saya Waswas
Artinya, nilai tukar menguat sebesar 2 basis poin ketimbang Rabu, 15 Agustus yang berada di level Rp 14.621 per dolar AS. Rupiah mencapai puncak pelemahan di pekan ini pada 14 Agustus 2018 saat menginjak level Rp 14.625 per dolar AS.
Angka tersebut melejit dari 13 Agustus 2018 saat menginjak level Rp 14.583 per dolar AS. Adapun pada pekan lalu, rupiah masih menginjak level Rp 14.437 per dolar AS.
Rupiah sempat terpukul oleh krisis yang terjadi di Turki pada Senin, 13 Agustus 2018. Lira Turki anjlok secara signifikan dalam dua pekan, dari 4,99 per dolar AS menjadi 6,90 per dolar AS. Belum lagi defisit neraca berjalan Indonesia melebar pada kuartal II menjadi 3 persen.
BACA: Target Investasi Terancam Pelemahan Rupiah
Oleh sebab itu, Bank Indonesia kemarin memutuskan untuk menaikkan suku bunga BI 7 day reverse repo rate sebesar 25 basis points atau bps menjadi 5,5 persen. Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility, masing-masing juga naik sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen dan 6 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 14-15 Agustus 2018 memutuskan untuk menaikkan BI 7 days repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,5 persen," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Bank Indonesia, Rabu, 15 Agustus 2018.
Keputusan tersebut, kata Perry, dilakukan untuk mempertahankan daya saing pasar keuangan dan menjaga defisit transaksi berjalan. Selain itu, Perry mengatakan ketidakpastian ekonomi global juga meningkat di tengah dinamika pertumbuhan ekonomi dunia yang tidak merata.
Baca berita tentang rupiah lainnya di Tempo.co.