TEMPO.CO, Jakarta - Deklarasi calon presiden dan calon wakil presiden 2019 yakni Jokowi - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno telah diumumkan tadi malam. Menanggapi hal tersebut Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso berharap capres dan cawapres tersebut dapat memberikan dorongan untuk perkembangan pembangunan di pasar modal.
Baca: Pasangan Capres Cawapres Diumumkan, IHSG Menguat ke Level 6.090,5
"Supaya menjadi perhatian dalam kebijakan ke depan untuk mendorong percepatan pembangunan," ujar Wimboh di Bursa Efek Indonesia, Jumat, 10 Agustus 2018.
Wimboh juga mengatakan siapapun pasangan calon presiden dan wakil presiden agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kita harapkan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan dan di sektor keuangan," ujar dia.
Baca: Jokowi Sebut Ma'ruf Amin Berpengetahuan Luas di Bidang Ekonomi
Sejumlah ekonom juga angkat bicara menanggapi keputusan Jokowi menggandeng Maruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Keputusan itu diyakini bakal mempengaruhi sentimen pasar terkait prospek perekonomian Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.
"Dengan terpilihnya Pak Ma'ruf Amin sebagai cawapres Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) diharapkan akan mendukung solidnya koalisi Jokowi, sehingga dapat meningkatkan peluang Pak Jokowi untuk melanjutkan masa jabatannnya menjadi dua periode," kata ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi, Kamis, 9 Agustus 2018.
Hal tersebut, kata Josua, mengindikasikan bahwa kebijakan perekonomian diperkirakan cenderung tidak mengalami perubahan yang signifikan. Ia juga menyampaikan harapan pelaku pasar soal hal tersebut.
"Harapan pelaku pasar adalah bagaimana keberlanjutan dunia usaha dan stabilitas pasar keuntungan dapat dipertahankan mengingat persepsi investor global cenderung positif bagi pemerintahan saat ini," tutur Josua.
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan terpilihnya Maruf Amin sebagai cawapres Jokowi ada positif dan negatifnya. "Positifnya sosok cawapres Jokowi yang berasal dari MUI dan NU mampu menciptakan stabilitas karena isu SARA bisa diredam," kata Bhima.
Namun, menurut Bhima, pelaku pasar awalnya berharap sosok pendamping Jokowi berasal dari tokoh yang berpengalaman di bidang ekonomi, birokrat, akademisi atau pengusaha. Karena menurut Bhima permasalahan ekonomi saat ini tidak kalah urgent dengan persoalan identitas dan kebhinekaan.
HENDARTYO HANGGI