TEMPO.CO, Sukoharjo- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menyebut bahwa kondisi koperasi di Indonesia semakin membaik dalam empat tahun terakhir. Kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto juga semakin meningkat.
BACA: Jurus Kemenkop dan UKM Mempermudah Perizinan UMKM
"Sangat menggembirakan bahwa saat ini sudah ada koperasi di Jawa Tengah yang berhasil melantai di bursa efek," kata Pupayoga di Sukoharjo, Kamis 26 Juli 2018. Hal itu menunjukkan bahwa kualitas koperasi saat ini sudah cukup bagus.
Dia menceritakan, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Pekalongan beberapa bulan lalu telah mendaftarkan anak perusahaannya, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi (JMAS) ke Bursa Efek Indonesia. Harga sahamnya hingga saat ini terus meningkat. "Itu menunjukkan bahwa koperasi memiliki daya saing tinggi," katanya.
Pada awalnya, saham JMAS ditawarkan dengan harga Rp 140 per lembar. Setelah peresmian harganya melonjak menjadi Rp 370 per lembar. "Setelah beberapa bulan, kini harga sahamnya berada di kisaran Rp 1.030 per lembar," katanya.
Dia berharap koperasi lain di Indonesia bisa mengikuti langkah Kospin Jasa dalam mengelola usahanya. "Caranya tinggal meniru apa yang pernah dilakukan oleh Kospin Jasa," katanya. Di samping itu, pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah pembinaan dan pendampingan.
BACA: Kemenkop: Pembubaran Koperasi Bermasalah Harus Tahu Aturannya
Menurut Puspayoga, Indonesia memiliki sekitar 200 ribu koperasi pada 2014 silam. "Dari jumlah tersebut hanya 50 ribu koperasi yang sehat," katanya. Sedangkan koperasi yang membutuhkan pembinaan dan penyehatan mencapai 75 ribu koperasi.
"Adapun 50 ribu koperasi lainnya terpaksa kami tutup," katanya. Menurutnya, kesehatan koperasi di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Pada 2014, kontribusi koperasi terhadap produk domestik bruto masih berada di angka 1,71 persen. Sedangkan di 2017, kontribusinya meningkat menjadi 4,48 persen. "Nanti kita lihat di 2018 seperti apa," kata Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.