TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengaku telah membahas insentif yang akan diberikan kepada maskapai penerbangan bertarif rendah atau Low Cost Carrier (LCC) sebagai upaya untuk memupuk devisa dari pariwisata.
Insentif itu mencakup tiga hal. Pertama, memperluas jaringan dan operasional maskapai penerbangan bertarif rendah nasional agar fleksibilitas mereka ke berbagai tempat di seluruh Indonesia berjalan baik.
Baca juga: Airnav Usulkan Syarat Keselamatan Penerbangan di Malam Hari
Kedua, menurunkan harga avtur yang, menurut Menhub Budi Karya Sumadi, harganya lebih mahal 20 persen di Indonesia dari harga internasional. Soal ini, Menhub akan berbicara dengan PT Pertamina.
Ketiga, menghitung ulang tarif LCC. "Kami sudah bahas dengan INACA (Indonesia National Air Carriers Association) tentang apa konsep yang akan kami lakukan berkaitan dengan LCC. LCC ini penting," kata Menhub seusai menghadiri Indonesia Development Forum (IDF) 2018 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa, 10 Juli 2018.
Baca juga: Candaan Bom di Pesawat, Menhub: Ditindaklanjuti ke Persidangan
Pemerintah menyiapkan strategi yang mampu memperkuat ekspor atau aktivitas yang menghasilkan devisa. Rapat terbatas tentang perang dagang Amerika Serikat dengan Cina di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Senin, 9 Juli 2018, membahas strategi itu, antara lain dengan memaksimalkan industri pariwisata yang mampu menghasilkan devisa lewat pengembangan bandara dan penerbangan bertarif rendah.
"Kami juga menekankan para operator penerbangan harus efisien sehingga menentukan batas bawah, segala sesuatu dengan mereka, harus kami bahas secara integrated. Jangan kita membuat suatu peraturan yang nanti justru memberi bumerang bagi industri itu sendiri," ujar Menhub Budi Karya.