TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Pahala N. Mansury hadir dalam rapat dengar pendapat membahas mudik 2018 bersama Komisi Perhubungan DPR hari ini, Senin, 4 Juni 2018. Dalam rapat ini, Pahala dicecar sejumlah pertanyaan oleh sejumlah anggota DPR ihwal ancaman mogok dari pilot maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Saat diberikan kesempatan, Pahala memberikan klarifikasi soal ancaman ini. "Ada perkembangan positif," katanya meyakinkan anggota komisi dalam rapat di Gedung DPR MPR, Jakarta, Senin, 4 Juni 2018.
Baca juga: Pilot Garuda Ancam Mogok, Perbaikan Kinerja Bakal Makin Sulit
Pahala kembali menyampaikan bahwa Garuda telah dikirimi surat pernyataan oleh Serikat Pekerja Garuda tertanggal 3 Juni 2018. Isinya menyatakan bahwa tidak ada rencana mogok saat puncak mudik 2018. "Akan tetapi kami tetap akan follow up soal tindak lanjutnya," ujarnya.
Kepastian itu, kata Pahala, juga disampaikan setelah pertemuan antara Serikat Pekerja Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) pada 31 Mei lalu. Pertemuan itu memperkuat bahwa mogok itu batal.
Simak: Pilot Ancam Mogok, Jokowi Diminta Bantu Perbaiki Kinerja Garuda
Sebelumnya, para pilot dari Garuda Indonesia telah mengancam akan mogok kerja karena persoalan hubungan kerja antara mereka dan manajemen perusahaan plat merah tersebut.
Salah satu masalah terjadi pada proses rekrutmen pilot Garuda yang menggunakan sistem kontrak. Selain itu, manajemen juga dituding telah membuat kebijakan yang melanggar perjanjian kerjasama yang telah disepakati tanpa sepengetahuan serikat.
Baca: Pilot Garuda Berencana Mogok Kerja, YLKI Beberkan Risikonya
Pahala mengakui ada masalah antara manajemen dan pekerja di perusahaannya. Tapi ia menegaskan bahwa selama ini, manajemen selalu mengajak bicara serikat pekerja maupun asosiasi pilot, sehingga setiap keputusan selalu diambil bersama. "Upaya sudah beberapa kali, selama ini kami sudah berusaha angkat aspirasi serikat pekerja dan pilot," tutur Dirut Garuda Indonesia tersebut.