TEMPO.CO, Jakarta - Rencana mogok kerja oleh ribuan karyawan yang tergabung di Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) dinilai bakal kontraproduktif dengan upaya maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk memperbaiki kinerjanya. "Itu justru akan semakin memperberat upaya peningkatan kinerja operasional maskapai," ujar Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Hengki Heriandono melalui keterangan tertulis, Kamis, 31 Mei 2018.
Hal itu, ucap Hengki, antara lain, karena perusahaan pelat merah tersebut tengah berupaya mempertahankan rata-rata capaian tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on time performance (OTP) sebesar 90 persen yang berhasil diraih pada bulan Mei ini. Tahun ini, Garuda menargetkan OTP mencapai 91 persen.
Baca: 1.300 Pilot Garuda Indonesia Ancam Mogok Saat Puncak Arus Mudik
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan OTP Garuda Indonesia tahun 2017 sebesar 88,53 persen. Angka tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 89,5 persen.
Lebih jauh, Hengki meminta Sekarga dan APG tak merealisasi rencana mogok kerjanya tersebut. Pasalnya, hal tersebut dipastikan bakal mengganggu pelayanan konsumen karena menjelang musim puncak atau peak season Lebaran.
“Kami tentunya berharap rekan-rekan APG dan Sekarga dapat tetap memprioritaskan komitmen terkait dengan upaya pemenuhan hak konsumen,” tutur Hengki. “Periode peak season ini membutuhkan dukungan semua pemangku kepentingan, termasuk rekan-rekan pilot."
Hengki menjelaskan, kinerja Garuda Indonesia di bawah kepemimpinan Pahala Mansury membaik. Perusahaan itu berhasil menekan kerugian pada kuartal pertama 2018 dari periode yang sama tahun lalu.
Data keuangan perusahaan mencatat, pada Januari-Maret 2018, kerugian tercatat US$ 64,3 juta atau sekitar Rp 868 miliar. Angka itu turun 36,5 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 101,2 juta atau sekitar Rp 1,36 triliun.
Sebelumnya diberitakan, APG memastikan 1.300 pilot dan 5.000 kru Garuda Indonesia akan melakukan mogok kerja dalam waktu dekat. "Saat arus mudik Lebaran pun, kami lakukan jika pemerintah tidak segera turun tangan mengatasi masalah ini," ujar Presiden APG Kapten Bintang Handono, Kamis, 31 Mei 2018.
Bintang mengatakan semua kru dan karyawan Garuda Indonesia sebanyak 10 ribu orang yang tergabung dalam Sekarga akan melakukan mogok massal pada waktu yang telah ditentukan. "Kami pastikan semuanya mogok. Untuk waktunya, nanti kami beri tahukan. Saat ini, kami masih menunggu niat baik pemerintah untuk menyelamatkan Garuda," katanya.
Menurut Bintang, semua kru dan karyawan Garuda Indonesia bersepakat, aksi mogok adalah jalan satu-satunya untuk melakukan misi penyelamatan perusahaan yang kian hari makin terpuruk. "Kami tidak mau berakhir seperti Merpati (maskapai badan usaha milik negara/BUMN yang tutup karena bangkrut)," ucapnya.