TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira mengusulkan kepada Bank Indonesia agar menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin atau bps. Hal itu dilakukan jika ingin rupiah menguat signifikan.
"Jika BI menaikkan suku bunga acuan 25 bps, rupiah bisa menguat, tapi hanya 100-200 rupiah per dolar dan sifatnya temporer," ujar Bhima saat dihubungi Tempo pada Kamis, 17 Mei 2018.
Namun Bhima memprediksi, Bank Indonesia hanya akan menaikkan suku bunga acuan 25 bps pada Rapat Dewan Gubernur bulan ini. Sehingga 7 days repo rate menjadi 4,5 persen. "Sampai akhir tahun sangat mungkin ada dua kali penyesuaian BI 7 days repo rate sehingga menjadi 4,75 persen," ujarnya.
Seperti dikutip dari Bisnis.com, nilai tukar rupiah pada awal perdagangan hari ini, Kamis, 17 Mei 2018, pukul 08.00 WIB dibuka terapresiasi 19 poin atau 0,13 persen di Rp 14.078 per dolar AS Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan, pergerakan rupiah terhadap dolar AS diharapkan mendapatkan sentimen positif dari penetapan BI 7-Day Repo Rate.
Adapun konsensus pasar menghendaki agar Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, mengingat pergerakan rupiah terhadap dolar AS sudah berkisar di antara level 14.000 hingga di atas level 14.150.
Gangguan keamanan akibat dari aksi terorisme yang terjadi secara beruntun hanya memberikan efek kecil bagi pelemahan rupiah. Sebabnya penguatan dolar AS lebih dipengaruhi oleh katalis positif dari meningkatnya performa US Treasury Yields di mana pada waktu itu sekitar 3,07 persen.