TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan promosi Asian Games 2018 harus dilakukan secara besar-besaran. Harapannya, jumlah kunjungan para pendukung dari kontingen mancanegara pun menjadi makin besar.
“Promosi gencar menjadi sebuah keharusan. Sebab, ada banyak keuntungan yang didapat,” kata Arief dalam Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Ahad, 13 Mei 2018.
Baca juga: Bappenas Perkirakan Dampak Ekonomi Asian Games 2018 Rp 45,2 T
Asian Games 2018 akan digelar mulai 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang. Panitia penyelenggara memperkirakan 10 ribu atlet dari 45 negara beserta 5.000 ofisial akan bersaing dalam 462 pertandingan dengan dua juta penonton.
Arief menjelaskan, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kemampuan belanja delegasi asing diperkirakan mencapai Rp 3,6 triliun. Perputaran kas di Jakarta pun mencapai 70 persen dari jumlah tersebut, sementara sisanya berputar di Palembang.
“Porsi spending delegasi asing terbesar berasal dari wisatawan atau suporter mancanegara negara peserta,” ucap Arief.
Arief menyebutkan jumlah pembiayaan para pendukung atlet atau suporter itu 88 persen. Atlet, kata dia, menyumbang pemasukan 4,6 persen, media 3,96 persen, serta ofisial 2,34 persen.
Dari pengeluaran peserta itu, amenitas diperkirakan akan mendapatkan porsi terbesar dan akomodasi diperkirakan menerima pendapatan Rp 1,3 triliun. Selain itu, industri makanan-minuman diperkirakan terkena cipratan dari pengeluaran peserta tersebut.
“Amenitas diperkirakan akan mendapatkan porsi transportasi mencapai Rp 640 miliar dan pendapatan sebesar Rp 628 miliar. Sementara itu, sektor wisata belanja pun diprediksi akan meraup Rp 560 miliar, lalu hiburan Rp 280 miliar,” tutur Arief.
Khusus untuk Palembang, Arief melanjutkan, diperkirakan ada 5.000 atlet, ofisial, dan suporter yang akan hadir dalam gelaran Asian Games 2018. Ia berharap kesempatan itu dapat dimanfaatkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor usaha kuliner, kerajinan tangan, termasuk para perajin kain songket di Sumatera Selatan.
“Itulah sebabnya, pemerintah dengan gencar mendorong agar perajin cenderung menyiapkan suvenir-suvenir, bukan hasil mesin, menjelang Asian Games 2018. Sebab, keunggulan dan kekhasan produk UKM Indonesia adalah pada produk handmade,” ujarnya.