TEMPO.CO, Jakarta -Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, penurunan Harga Batu bara Acuan (HBA) menyebabkan biaya produksi listrik PLN lebih murah. “Memang tidak akan langsung turunkan biaya listrik di tingkat masyarakat karena tujuan jangka pendeknya lebih menekan kerugian PLN,” jelas Bhima saat dihubungi Tempo, Sabtu, 5 Mei 2018.
Bhima menganggap, penurunan HBA keputusan tepat bila langsung ditransmisikan ke penurunan tarif listrik pada Mei ini yang bertepatan dengan Ramadan 2018. Sebab, inflasi saat Ramadan cenderung tinggi. “Penurunan tarif listrik bisa menjaga daya beli masyarakat,” ujar Bhima.
Baca: Laba PLN Merosot 45 Persen karena Kenaikan Harga Batu Bara
Di sisi lain, lanjut Bhima, penurunan HBA bisa memunculkan potensi kerugian (potential loss) laba perusahaan batu bara. Kerugian perusahaan dapat berdampak pada penerimaan pajak negara.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan Harga Batubara Acuan (HBA) untuk Mei 2018. Menteri ESDM Ignasius Jonan memutuskan HBA Mei 2018 sebesar US$ 89,53 per ton.
“Harga ini mengalami penurunan sebesar US$ 5,22 dari HBA April 2018 sebesar US$ 94,75 per ton.” Kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dikutip dalam laman resmi Kementerian ESDM yang terbit Jumat, 4 Mei 2018.
HBA Mei 2018 tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 1812 K/30/MEM/2018 Tentang Harga Mineral Logam Acuan (HMA) dan Harga Batu bara Acuan (HBA) untuk Bulan Mei Tahun 2018. Kepmen itu menetapkan HBA dan Harga Acuan untuk 20 mineral logam (HMA).