Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Industri Alat Berat Manfaatkan Penguatan Harga Komoditas

image-gnews
Alat berat digunakan dalam proyek pembangunan tanggul raksasa pengaman pantai (Giant Sea Wall) di kawasan Muara Baru Jakarta, 28 Desember 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah
Alat berat digunakan dalam proyek pembangunan tanggul raksasa pengaman pantai (Giant Sea Wall) di kawasan Muara Baru Jakarta, 28 Desember 2017. Tempo/Fakhri Hermansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perkumpulan Industri Alat Besar Indonesia (Hinabi) Jamaluddin memprediksi ada kenaikan produksi pada 2018. Faktor utama yang mendorong itu ialah menguatnya harga komoditas, khususnya batu bara. "Kami targetkan bisa produksi 7.000 unit (alat berat), tapi kalau melihat kondisi sekarang, bisa 8.000 unit," katanya saat dihubungi, Kamis, 3 Mei 2018.

Menurut Jamaluddin, pelaku usaha akan memanfaatkan menguatnya harga komoditas untuk memacu produksi alat-alat berat. Sejauh ini, 40 persen produksi alat berat diserap oleh industri pertambangan. Sisanya diserap oleh pelaku usaha di sektor konstruksi, kehutanan, dan agrikultura. "Pelaku akan ambil kesempatan karena jarang (harga komoditas menguat)," ucapnya.

Hinabi mencatat dalam dua tahun terakhir ada kenaikan produksi alat berat. Pada 2016 produksi mencapai 3.678 unit dan pada 2017 sebanyak 5.609 unit. Pada kuartal pertama 2018 sudah 1.684 unit yang diproduksi.

Salah satu pelaku usaha di sektor penjualan alat berat, PT United Tractors Tbk, menyatakan unit usaha mesin konstruksi masih akan menjadi andalan di tahun ini. Direktur Keuangan United Tractors Iwan Hadiantoro mengatakan, memasuki kuartal pertama 2018, terjadi pertumbuhan penjualan sebesar 38 persen atau 1.171 unit.

Simak: Darmin Nasution Ingin Andalan Ekspor Beralih ke Non Komoditas

Pada kuartal pertama 2017, total penjualan mencapai 847 unit. "Kami targetkan penjualan di 2018 sebanyak 4.200-4.500 unit," ucap Iwan. Sepanjang 2017 total mesin konstruksi yang dijual mencapai 3.788 unit.

Meski demikian, menurut Iwan, perusahaan tidak akan terus mengandalkan segmen mesin konstruksi. Ke depan, United Tractors akan mengembangkan konstruksi dan energi. "Dalam dua hingga tiga tahun ke depan akan diversifikasi ke sektor lain," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menyatakan, saat ini, sebagian besar kinerja perusahaan, yaitu hampir 80 persen, masih bergantung pada mesin konstruksi dan pertambangan. Sedangkan pergerakan harga komoditas, khususnya batu bara, lebih volatile (mudah berubah). Karena itu, Iwan mengatakan, upaya diversifikasi diperlukan agar United Tractors bisa terus berkembang. "Kami upayakan tidak tergantung ke batu bara (pertambangan)," ucapnya.

United Tractors mempunyai lima sektor usaha yang dijalankan, yaitu penjualan mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, industri konstruksi, dan energi. Dua penyumbang pendapatan terbesar datang dari penjualan alat berat dan kontraktor penambangan.

Iwan menyebutkan, saat ini, kontribusi dari unit usaha di luar pertambangan dan mesin konstruksi, yaitu konstruksi dan penambangan, baru sekitar 20 persen. Nantinya angka kontribusi itu dinaikkan menjadi 30-44 persen. Menurut dia, ke depan, PT Acset Indonusa Tbk dan unit usaha di sektor energi akan menjadi tulang punggung perusahaan. "Sektor konstruksi (Acset) bisa long term (jangka panjang)," tuturnya. 

Sedangkan di sektor energi, United Tractors baru memulai membangun dua unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kedua PLTU itu ialah PLTU Pama I yang memiliki kapasitas 2x15 megawatt dan PLTU Jawa-4 atau Tanjung Jati berkapasitas 2x1.000 megawatt. Menurut Iwan, perusahaan menyiapkan investasi US$ 4 miliar untuk kedua proyek PLTU itu.

Analis PT Narada Kapital Indonesia, Kiswoyo Adi Joe, menilai langkah United Tractors melakukan diversifikasi unit usaha cukup strategis. Ia menilai kebijakan itu bisa dilakukan karena perusahaan industri tersebut mempunyai arus kas yang besar, yaitu Rp 18 triliun, pada kuartal pertama 2018. "Dengan dana sebesar itu, perusahaan bisa lakukan ekspansi," katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

1 hari lalu

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. ANTARA/HO-Ministry of Industry.
Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.


Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

5 hari lalu

Seorang pekerja mengangkut pupuk urea bersubsidi dari Gudang Lini III Pupuk Kujang di Pasir Hayam, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (ISTIMEWA)
Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.


Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

9 hari lalu

Pupuk Urea Kujang. TEMPO/Subekti
Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.


Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

14 hari lalu

Pekerja menyelesaikan produksi kain sarung di Pabrik Tekstil Kawasan Industri Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 4 Januari 2019. Kementerian Perindustrian menargetkan ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) pada tahun 2019 mencapai 15 miliar dollar AS atau naik 11 persen dibandingkan target pada tahun 2018. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.


CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

19 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.


Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

23 hari lalu

ilustrasi panen durian (pixabay.com)
Permintaan Ekspor Komoditas Durian Tinggi di China

Ekspor komoditas buah durian masih di bawah nanas dan pisang.


Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

23 hari lalu

Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto menjelaskan soal integrasi sistem TikTik Shop dan Tokopedia di kantornya, Jakarta Selatan pada Rabu, 3 April 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.


Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

24 hari lalu

Kakao yang sudah dipanen dijemur di halamn rumah petani di Desa Gantarang Keke, Sulawesi Selatan, 8 Mei 2015.   Penurunan nilai ekspor diperkirakan karena pergeseran penjualan, dari ekspor ke industri kakao dalam negeri. REUTERS/Yusuf Ahmad
Daftar Komoditas Ekspor Indonesia yang Unggul di Berbagai Negara

Apa saja komoditas ekspor nonmigas Indonesia yang menjadi unggulan?


Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

29 hari lalu

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat melakukan pemusnahan barang-barang impor yang tidak sesuai ketentuan di pergudangan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Kamis 28 Maret 2024. ANTARA/Maria Cicilia Galuh
Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.


Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

31 hari lalu

Pedagang tengah melayani pembeli di Pasar PSPT, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. BPS melaporkan sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar terhadap inflasi Oktober 2023 yang mencapai 2,56% secara tahunan atau (year-on-year/yoy). Tempo/Tony Hartawan
Harga Bahan Pokok Hari Ini, Beras Premium Masih Tinggi

Harga bahan pokok terkini, sebagian besar mengalami kenaikan, seperti beras dan cabai.