TEMPO.CO, Jakarta - Pameran produk kerajinan International Handicraft Trade Fair (Inacraft 2018) terakhir digelar kemarin. Salah satu booth yang menjual kerajinan tangan, Swarna Art, telah mengikuti Inacraft dua tahun berturut-turut.
Pemilik Swarna Art, Mario Surjana, mengatakan penjualan produknya mencapai Rp 17 juta dari hari pertama pameran sampai Sabtu, 28 April 2018. Mario memperkirakan, produk cangkir tehnya yang terbuat dari keramik laku Rp 20 juta. Harga produknya di kisaran Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.
Baca: Inacraft 2018, JK Ingin Kerajinan Tangan Manfaatkan E-commerce
"Peningkatan penjualan mencapai 100 persen dibandingkan 2017. Tahun lalu pendapatan pameran selama lima hari Rp 10 juta," kata Mario saat disambangi Tempo di Jakarta Convention Center, Ahad, 29 April 2018.
Perhelatan Inacraft 2018 berlangsung dari 25-29 April 2018. Pameran menghadirkan produk, mulai dari kerajinan tangan, batik, hingga suvenir.
Sebanyak 1.410 booth yang diisi oleh 1.700 peserta berpartisipasi dalam Inacraft 2018. Mereka berasal dari para perajin, pengusaha, produsen, dan eksportir kerajinan.
Hal berbeda disampaikan Kepala Operasional Me&Dots Feby Sahri. Ia menyatakan, nilai transaksi produk Me&Dots mencapai Rp 80 juta hingga hari keempat Inacraft 2018. Namun, jumlah ini menurun ketimbang tahun lalu yang bisa di kisaran Rp 100 juta hingga hari keempat.
"Tahun lalu lokasi booth lebih strategis. Lalu lintas pengunjung lebih banyak tahun lalu. Animo masyarakat kali ini sepertinya berkurang," ujar Feby.
Me&Dots menjual keranjang berbahan rotan. Desainnya dibuat beragam, seperti boneka wisuda dan karakter hewan. Meski ada penurunan omzet, Feby tetap ingin Me&Dots turut serta di Inacraft 2019.