TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, akan memetakan data penyaluran bahan bakar minyak (BBM) ke seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya, melihat total realisasi penyaluran BBM.
"Itu yang kami lakukan untuk menjamin ke depan tidak ada antrean atau kelangkaan BBM," kata Nicke di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 25 April 2018.
Sejumlah anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat mempertanyakan realisasi penyaluran BBM. Mereka meminta pertanggungjawaban Pertamina soal isu kelangkaan BBM yang belakangan ini santer terdengar. Anggota Komisi VI DPR menyampaikannya dalam rapat dengar pendapat dengan Nicke dan perwakilan PT Perusahaan Gas Negara di Ruang Rapat Komisi VI pada Rabu, 25 April 2018.
Nicke Widyawati berujar, ia memahami bisa jadi ada pergeseran antara permintaan dan penyediaan BBM. Karena itu, Pertamina akan mencocokkan jumlah permintaan dengan penyediaannya.
Baca: Nicke Widyawati, Lulusan ITB yang Didapuk Jadi Plt Pertamina
Menurut Nicke Widyawati, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sudah mengalokasikan kuota BBM untuk disalurkan ke masyarakat tahun ini. Pemerintah telah menyepakati data alokasi pada awal tahun. Pembagiannya, ucap Nicke, berdasarkan wilayah regional pemasaran Pertamina.
Untuk pemaparan data realisasi penyaluran BBM, Nicke meminta waktu kepada DPR. Nicke menyatakan sedang mengonsolidasikan data penyaluran BBM per lokasi hingga di setiap SPBU bersama BPH Migas.
"Sehingga nozzle-nozzle di SPBU sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan di kawasan sana," ujar Nicke Widyawati.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menunjuk Nicke sebagai Plt Dirut Pertamina. Nicke Widyawati menggantikan dirut sebelumnya, Elia Massa Manik. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Jumat, 20 April 2018, memutuskan merombak direksi Pertamina.