TEMPO.CO, BANDUNG — Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengklaim tidak ada gejolak harga menjelang Ramadan. “Harga tidak lagi ada gejolak. Itu sendiri satu hal yang positif. Kemudian sudah mulai tren penurunan. Saya bersyukur penurunan tidak lagi terjadi drastis, tapi secara gradual,” kata dia di sela rapat koordinasi Kementerian Perdagangan bersama pemerintah provinsi di Bandung, Jumat, 23 Maret 2018.
Enggar mengatakan, proyeksi kementeriannya menjelang Mei 2018 harga sudah terkendali. “Sudah akan kita proyeksikan menjelang masuk bulan Mei, pertengahan Mei, itu awal puasa, itu semua sudah akan terkendali di bawah harga tergerai dengan HET (Harga Eceran Tertinggi),” kata dia.
Simak: Tekan Harga, Bulog Sebar 1.800 Titik Operasi Pasar Beras
Komoditas beras misalnya, pemerintah meminta Bulog menggelontorkan beras ke pasar untuk menjamin stoknya. “Saya ingatkan kembali pada pendagang, para pengusaha, apalagi pengusaha yang berusaha spekulatif, lepaskan barang itu dengan harga yang rendah karena sebentar lagi kita akan gelontorin beras,” kata Enggar.
Enggar mengatakan, Satgas Pangan juga akan membantu dengan menyuplai informasi soal daerah yang memiliki disparitas harga berbeda. Kementerian Perdagangan akan memfasilitas satu daerah dengan daerah lain yang memiliki disparitas harga berbeda untuk komoditas tertentu. “Tugas kita menjembatani,” kata dia.
Enggar meminta daerah agar tidak menumpuk stoknya berlebihan, termasuk dengan alasan pengendalian inflasi atau ketersediaan stok. “Kita buka semua pasar untuk satu daerah dengan daerah lain. Kita tingkatkan sistem informasi yang ada di Kementerian Perdagangan yang kita koordinasikan juga dengan daerah, dengan Satgas Pangan, dengan demikian kita akan tahu di mana yang berpotensi lebih, dimana yang kurang,” kata dia.
Enggar mengatakan, Bulog akan diperankan sebagai penyangga harga. “Bulog bertugas, dia menjadi penyangga sesuai ketentuan. Dia siap,” kata dia.
Menurut Enggar, keran impor yang dibuka untuk komoditas tertentu akan disesuaikan dengan rencana penanaman komoditas tersebut oleh Kementerian Pertanian. Dia mencontohkan bawang putih. “Izin sudah kita keluarkan sebagian, tapi belum masuk semua. Tapi kami membuat keseimbangan. Kalau saya gelontorin semuanya gak ada orang yang mau nanam bawang,” kata dia.
Enggar mengatakan, kebutuhan bawang putih 95 persennya diperoleh dari impor. Meneri Pertanian tengah mengupayakan petani agar bersedia menanamnya. “Kuotanya tidak limit, tidak ada limit (impor). Limitnya adalah keseimbangan ujntuk nanam. Kalau gak tanam-tanam, kita seumur-umur impor,” kata dia.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, Satgas Pangan akan mengawasi rantai distribusi bahan makanan terutama jelang Ramadhan dan Hari Raya Lebaran. “Tugas pokok Satgas Pangan adalah mengawasi dalam rantai distribusi. Ketika di tingkat produksi ada penyimpangan dan melanggar hukum maka kita akan melakukan penindakan,” kata dia di Bandung, Jumat, 23 Maret 2018.
Setyo mengatakan, Satgas Pangan melakukan pemantauan untuk mengawasi stabilitas harga 11 bahan makanan yang menjadi prioritas pengawasan pemerintah. “Harga ini menjadi penting ketika stok atau produksi cukup ternyata sampai di tingkat konsumen harganya terlalu jauh deviasinya, ini menjadi petanyaan kita. Pasti terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan di tingkat distribusinya,” kata dia.
Setyo mengatakan, ada sejumlah komoditas yang perlu diwaspadi karena berpotensi bergejolak menjelang bulan Ramadan. Diantarnaya daging ayam dan telur. “Takutnya malah anjlok, apalagi sekarang terhantam dengan isu telur palsu. Selain itu mungkin cabe, karena cuaca perlu kita waspadai,” kata dia.