TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan peningkatan total perdagangan antara Indonesia dan Selandia Baru mencapai Rp 40 triliun atau senilai US$ 2,9 miliar pada 2024. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan bahwa pada 2017, total ekspor Indonesia ke Selandia Baru, sebesar US$ 437,8 juta atau hanya 1,09 persen dari total perdagangan Selandia baru dengan dunia yang mencapai US$ 40,1 miliar.
Pemerintah optimistis target perdagangan kedua negara sebesar Rp 40 triliun dapat tercapai. "Hal tersebut juga akan didukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen dan Selandia Baru sebesar tiga persen pada 2017," kata Arlinda, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 17 Maret 2018.
Baca: Defisit Perdagangan 3 Bulan Berturut-turut, BPS: Ini Warning
Total ekspor Selandia Baru ke Indonesia pada 2017 sebesar US$ 751,1 juta atau baru 0,47 persen dari total impor Indonesia dari dunia yang sebesar US$ 156,9 miliar. Selama periode 2012-2016, tren ekspor nonmigas Indonesia ke Selandia Baru mengalami penurunan sebesar 1,62 persen dari US$ 366 juta pada 2012, menjadi US$ 357,5 juta pada 2016.
Namun, ekspor tahun 2017 tumbuh 15,32 persen dibanding tahun sebelumnya, dan mengerek nilai ekspor ke US$ 412,4 juta pada 2017. Lima besar produk ekspor Indonesia ke Selandia Baru adalah palm nut or kernel oilcake, kayu untuk furnitur, batu bara, dan tisu wajah.
Dalam upaya meningkatkan meningkatkan akses pasar produk Indonesia, pemerintah mempromosikan berbagai produk unggulan. Beberapa produk unggulan yang diboyong ke Selandia Baru tersebut antara lain adalah kopi, minyak kelapa sawit, energi terbarukan, dan jasa tenaga kerja Indonesia.
Promosi dalam Forum Bisnis tersebut dilakukan pada forum bisnis Indonesia-Selandia Baru di Auckland, Selandia Baru, dan merupakan rangkaian dari program Misi Dagang. Forum bisnis tersebut merupakan yang pertama kali dan dihadiri sekitar 100 pelaku usaha Indonesia dan calon pembeli dari Selandia Baru.
Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya mengatakan forum bisnis yang mempertemukan pelaku usaha Indonesia dan Selandia Baru tersebut baru pertama kali diadakan. Pihaknya antusias untuk adanya penjajakan kerja sama antara kedua negara. "Peserta hari ini adalah saksi sejarah. Karena ini adalah forum bisnis yang pertama kali diadakan selama 60 tahun persahabatan Indonesia dan Selandia baru," kata Tantowi.
Sementara itu, untuk kinerja perdagangan khususnya impor nonmigas Indonesia dari Selandia Baru periode 2012-2016 juga turun dengan tren 3,35 persen dari US$ 696,2 juta pada 2012 menjadi US$ 660,9 juta pada 2016. Kinerja tersebut meningkat pada 2017 dengan nilai US$ 751,2 juta atau meningkat 13,66 persen dibanding tahun 2016. Lima produk yang paling banyak diimpor Indonesia dari Selandia baru adalah produk susu, mentega, daging, keju, dan kayu.
ANTARA