TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Bisnis Produk Industrial PT Pindad, Heru Puryanto mengatakan, tahun ini akan menyiapkan lini khusus untuk memproduksi alat dan mesin pertanian. “Saat ini masih gabung dengan ekskavator, tahun ini kami akan set lini produksi khusus untuk alat-mesin pertanian,” kata dia di Bandung, Kamis, 1 Maret 2018.
Heru mengatakan, ceruk pasar untuk alat pertanian akan terbuka relatif besar seiring dengan fasilitasi Kementerian Pertanian untuk mengupayakan pembiayaan pembelian mesin pertanian lewat pinjaman dengan bunga lunak. Kementerian Pertanian juga gencar memperkenalkan alat dan mesin pertanian produksi Pindad. “Ini akan memperluas pasar yang akan muncul setelah ini dikenal oleh seluruh masyarakat petani Indonesia,” kata dia.
Menurut Heru, saat ini alat dan mesin pertanian masih didominasi oleh barang impor. Sementara petani mulai sulit mencari tenaga kerja sehingga menciptakan kebutuhan akan alat dan mesin pertanian. Taksiran kebutuhan alat dan mesin pertanian bisa menembus ratusan unit pertahunnya. Pindad optimistis bisa memasok kebutuahan itu. Lini produksi yang akan digenjotnya masing-masing menembus 500 unit per tahun untuk tiap alat dan mesin pertanian yang sudah diproduksi Pindad.
Sejak 2016, PT Pindad sudah mengembangkan sejumlah alat dan mesin pertanian. Yakni Traktor Multiguna Roda 4 (PTM45), Mesin Penanam Biji-bijian (Rotatanam PR1800), dan Mesin Pemanen Padi dan Jagung (Combine Harvester PP160). "Kami mampu 500 unit per tahun. Itu rata-rata, tinggal dikali tiga macam itu saja," kata Heru.
Menurut Heru, porsi pendapatan dari lini produk industrial secara keseluruhan baru menyumbang 30 persen dari pendapatan PT Pindad. “Tahun lalu masih sama. Kita coba maju lagi tahun ini lebih dari itu. Kita targetnya bisa sampai 30 persen, mungkin 40 persen,” kata dia.
Direktur Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian, Pending Dadih Permana mengatakan, peralatan dan mesin pertanian buatan Pindad dibangun bekerjasama dengan lembaga Badan Litbang Kementerian Pertanian.
Pending mengatakan, pengadaan alat dan mesin pertanian diharapkan tidak bergantung pada subsidi APBN. "Kami mendorong Pindad dengan mitranya menangani pemasaran dari produksi ini untuk mengembangkan pasar retail,” kata dia.