TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan investasi akan digenjot dengan menyederhanakan regulasi dan memberikan insentif. Upaya ini diharapkan bisa mendorong kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sri Mulyani menuturkan penyederhanaan regulasi dilakukan dengan mengurangi berbagai aturan yang menghalangi. Pemerintah, kata dia, juga perlu menciptakan proses investasi yang lebih singkat dan mudah. "Itu dengan single submission dilakukan. Koordinasi dengan pemerintah daerah menjadi sangat penting," katanya di Istana Negara, Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Simak: Sri Mulyani Dinobatkan Jadi Menteri Terbaik, Ini Reaksi Netizen
Terkait dengan insentif, Kementerian Keuangan akan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian. Keduanya tengah mengevaluasi insentif berupa tax holiday dan tax allowance yang telah diberikan selama ini. Kementerian Perindustrian juga akan membantu menentukan industri yang berhak menerima insentif. Sri Mulyani mengatakan ada sejumlah ketentuan yang diterapkan bagi penerima insentif.
Sri Mulyani berujar pemerintah juga tengah menyelesaikan aturan terkait dengan kompensasi mendapatkan insentif. "Sehingga insentif untuk dia invest itu menjadi muncul. Risikonya lebih kecil, tapi return lebih tinggi, dan insentifnya menjadi lebih besar lagi," ujarnya. Dia berharap aturan ini bisa selesai bulan depan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali meminta jajaran Kabinet Kerja bergerak cepat memperbaiki iklim investasi. Dia mengatakan semua negara tengah berlomba menarik dana dari luar. "Jika kita terlambat, artinya kita ditinggal dan investasi akan beralih ke negara-negara yang menawarkan iklim yang lebih baik," ucapnya saat membuka sidang kabinet di Istana Negara siang tadi.
Jokowi menuturkan investasi dibutuhkan untuk membuka tambahan lapangan kerja dan menampung pengangguran. Investasi juga menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia.