TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo memprediksi suku bunga kredit perbankan tahun ini akan turun lantaran membaiknya kondisi perekonomian dan mulai pulihnya kondisi perbankan. Pada tahun lalu, suku bunga kredit perbankan berada di angka 10 persen.
Kartika mengatakan, penurunan suku bunga kredit perbankan tahun ini lebih merupakan keharusan karena adanya persaingan, berbeda dengan tahun lalu yang terjadi lantaran imbauan bank sentral.
"Kinerja bank tahun lalu average kan bagus ya. Artinya bank secara earning udah pulih labanya," kata Kartika di sela acara Mandiri Investment Forum 2018 yang berlangsung di Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018.
Simak: Bank Pelat Merah Akan Turunkan Suku Bunga Kredit
Kartika mengatakan pemulihan laba ini juga seiring dengan turunnya rasio kredit macet (non performing loan/NPL), yang kemudian berimbas pada tumbuhnya kembali industri perbankan. Dia berujar, jika permintaan kredit tumbuh tidak terlampau banyak, maka persaingan akan berlangsung ketat.
"Tahun ini penurunan bunga (kredit) malah lebih tajam," kata Kartika.
Kartika melanjutkan, penurunan suku bunga kredit untuk perusahaan dengan peringkat triple A malah akan lebih drastis lagi. Kendati begitu, dia berharap penurunan akan terjadi secara natural. Selain itu, ujar Kartika, perbankan juga haris menurunkan cost of fund.
"Memang kami di perbankan juga harus menurunkan cost of fund kan supaya penurunan cost of fund dan suku bunga kredit ini bisa seiring," ucapnya.
Adapun terkait proyeksi besar penurunan ini, Kartika mengatakan hal tersebut bergantung kepada segmen masing-masing perbankan. Dia mencontohkan, suku bunga kredit jangka pendek untuk segmen korporasi dapat mencapai angka 7 persen atau bahkan kurang dari itu.
"Yang untuk konsumer, untuk KPR beberapa bank termasuk Mandiri juga udah meluncurkan KPR yang fixed rate-nya di bawah 6 persen, 5,9 sampai 5,8 persen. Jadi memang akan terus ada penurunan," kata Kartika.