TEMPO.CO, Jakarta - Daftar maskapai penerbangan dengan tingkat ketepatan waktu (on time performance) yang diumumkan oleh Kementerian Perhubungan senada dengan laporan yang dikumpulkan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Peneliti dari YLKI, Sularsi, menyatakan lima maskapai yang disebut paling tepat waktu tahun 2017 memang jarang mendapat keluhan dari para penumpang. "Memang maskapai-maskapai tersebut jarang dikeluhkan," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 3 Februari 2018.
Menurut Sularsi selama ini maskapai yang paling banyak dikeluhkan soal keterlambatan adalah Lion Air. Dari data urutan maskapai paling tepat waktu yang dirilis Kemenhub, Lion Air menempati urutan ke-7 dalam On Time Performance (OTP) 88,53 persen dengan total penerbangan 200.918, dan penerbangan on time 177.875. "Perlu dipertanyakan persentase tepat waktunya untuk Lion Air," katanya.
Baca: Kemenhub Umumkan 5 Maskapai Paling Tepat Waktu Sepanjang 2017
Sularsi mengatakan selain dikeluhkan soal keterlambatan, Lion Air juga dikeluhkan terkait bagasi hilang. Lion Air juga disebut paling tidak responsif untuk kompensasi delay. "Garuda Indonesia yang paling responsif dan Lion Air yang paling tidak responsif," ucapnya.
Ke depan, menurut Sularsi, perlu ada tindakan tegas mengenai keterlambatan penerbangan oleh maskapai-maskapai yang ada sekarang. Dia mengatakan sering kali keterlambatan penerbangan tersebut malah menjadi kebiasaan suatu maskapai. "Perlu ada tindakan tegas, apalagi tidak ada manajemen untuk penanganan delay-nya," tuturnya.
Sularsi menambahkan YLKI mengapresiasi informasi mengenai maskapai dengan penerbangan tepat waktu yang dikeluarkan oleh Kemenhub. Sebab, kata dia, informasi seperti ini sangat dibutuhkan oleh publik. "Sehingga publik bisa memilih maskapai yang tepat," ujarnya.
Kemenhub mengumumkan lima maskapai berjadwal nasional dengan waktu OTP secara rata-rata cukup baik, di atas 85 persen, sepanjang 2017. Bahkan salah satunya, Nam Air, mencatatkan OTP 92,62 persen dengan 29.832 penerbangan tepat waktu.
Empat maskapai lainnya adalah Sriwijaya Air (88,69 persen), Batik Air (88,66 persen), Garuda Indonesia (88,53 persen), dan Citilink (88,33 persen). Angka OTP tersebut cukup tinggi dan memenuhi target minimum yang telah dicanangkan bersama. Namun, bagi Garuda, yang selama ini menjuarai OTP, posisinya tergeser karena adanya gangguan scheduling crew yang sempat berlarut-larut dan kini sudah kembali normal.
Adapun tingkat OTP maskapai penerbangan pada 2017 mencapai 80,14 persen atau 664.024 penerbangan tepat waktu dari total 828.609 penerbangan. Persentase tersebut turun sekitar 2,5 persen dibanding 2016. Pada 2016, OTP mencapai 82,67 persen atau 631.216 penerbangan dari total 763.522 penerbangan.