TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menargetkan laba perusahaan yang akan dicapai tersebut mencapai angka US$ 2,4 miliar pada 2018. Direktur Keuangan PT Pertamina, Arief Budiman mengatakan hal itu disesuaikan dengan asumsi Indonesia Crude Price (ICP) tidak berubah.
"Asumsi ICP tidak berubah dengan nilai US$ 48 per barrel sesuai dengan APBN, itu yang kita harapkan. Kalau ICP bergerak ya kita harus hitung lagi," kata Arif ditemui disela-sela agenda rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi Energi, DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Kamis, 18 Januari 2018.
Baca: Perusahaan Cina Bidik Kilang Bontang
PT Pertamina akan menargetkan investasi perusahaan sepanjang tahun 2018 diperkirakan akan mencapai U$ 5,6 miliar. Jumlah tersebut akan dibagi menjadi dua yakni, 55 persen dialokasikan untuk investasi di hulu dan 45 persen untuk hilir.
Adapun rasio kemampuan membayar utang perusahaan yang dimiliki oleh PT Pertamina mencapai 6 kali. Namun dalam proyeksi Arief, pada 2018 hanya bisa mencapai kisaran 3,5 hingga 4 kali.
Hal itu, kata Arief, karena investasi PT Pertamina juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia. “Kami kan beda dengan BUMN lain seperti misal PLN, kalau mereka kan jelas atas investasinya. Kalau minyak kan naik turun, kami harus jaga-jaga kalau ada buffer turun,” sebut Arief.