TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan strategi Surat Berharga Negara (SBN) pada 2018. Hal pertama adalah melakukan reputation building terhadap Indonesia. Menurut dia, Indonesia dianggap emerging country.
"Indonesia harus memposisikan bahwa Indonesia emerging country yang kuat dan kredibel," ujar Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 2 Januari 2018.
Baca: Subsidi Energi Membengkak 7,7 T, Sri Mulyani: Positif Bagi APBN
Jika posisi Indonesia kuat, ketika sentimen sedang goyah, Indonesia bisa tetap memiliki persepsi stabil. Persepsi tersebut diperlihatkan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan yang baik, penerimaan yang solid, belanja negara produktif, daya beli meningkat, serta beberapa faktor lain.
"Orang kemudian menyadari Indonesia adalah suatu ekonomi besar. Pondasinya bagus dan arah kebijakannya positif," tutur Sri Mulyani.
Sedangkan dari sisi strategi timing, Kementerian Keuangan akan melihat sesuai dengan kebutuhan. "Kami sudah ada jadwal. Kalau dalam negeri, selama ini diperkuat issuance dari surat utang dalam negeri," kata Sri Mulyani. Ia menganggap investor dalam negeri adalah masyarakat Indonesia sendiri.
"Jadi itu yang akan diperkuat dari sisi investment dalam negeri," kata Sri Mulyani.