TEMPO.CO, Jakarta - PT Prima Cakrawala Abadi memperoleh Rp 70 miliar dari initial public offering (IPO). Jumat, 29 Desember 2017, perusahaan yang memproduksi rajungan dalam kaleng dan berbagai jenis ikan beku ini resmi mencatatkan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama PT Prima Cakrawala Abadi, Raditya Wardhana, mengatakan mayoritas hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal demi meningkatkan produksi tahun depan.
"Kami butuh perputaran modal yang tinggi untuk produksi," kata Raditya di gedung BEI, Jakarta.
Raditya mengatakan sekitar 71,9 persen hasil IPO akan digunakan untuk belanja modal. Adapun rinciannya yakni 20 persen untuk uang muka pembelian rajungan dan ikan dari nelayan, sedangkan 80 persen sisanya untuk pembelian bahan baku, pembayaran utang usaha, beban produksi, beban pemasaran, dan pameran.
Sebanyak 28,1 persen hasil IPO, lanjut Raditya, akan digunakan untuk belanja modal perseroan, di antaranya pembangunan mini plant di Rembang, Tuban, Cirebon, Lampung, dan Belitung.
Raditya mengatakan perseroan menargetkan membangun 8 hingga 10 mini plant baru di tempat-tempat tersebut. Raditya berujar kapasitas pengolahan rajungan yang dapat ditampung setiap mini plant ditargetkan mencapai 1 ton. "Investasi Rp 800 juta per mini plant," kata Raditya.
Dengan peningkatan sumber dana yang berasal dari IPO ini, Raditya optimistis perseroan dapat tumbuh signifikan tahun depan. Dari penjualan sebesar Rp 140-150 miliar dan laba Rp 1 miliar tahun ini, perseroan menargetkan penjualan mencapai Rp 406 miliar dan laba Rp 11 miliar tahun depan.
Setelah mencatatkan sahamnya di bursa (IPO), saham emiten berkode PCAR ini naik sebesar 104 poin atau 69,33 persen. Dibuka pada harga Rp 150 per lembar, saham PCAR ditutup pada level Rp 254 pada penutupan perdagangan hari ini. Tercatat terdapat 26,2 ribu saham yang diperjualbelikan dalam 15 kali transaksi, dengan nilai transaksi senilai Rp 6,65 juta.