TEMPO.CO, Jakarta - Jadwal penerbangan maskapai Garuda Indonesia mengalami kekacauan. Hari ini, penerbangan di sejumlah daerah mengalami penundaan.
Hal tersebut membuat akun Twitter Garuda Indonesia diserbu protes dari penumpang. Salah satunya bekas Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md. Ia mengeluhkan penerbangannya dari Jakarta ke Semarang yang mengalami penundaan hingga dua jam lebih.
"Duh @IndonesiaGaruda Stlh ditunda lbh dari 2 jam penumpang disuruh turun ke gate 23 utk diterbangkan jam 13.45 ke Semarang. Jam 13.45 jadwal ke Sedi layar monitor Gate hilang. Petugas2nya menghilang hingga tak ada yang bisa ditanya. Duh, Gusti. Ada apa, sih?" katanya melalui akun Twitter @mohmahfudmd.
Keluhan juga diungkapkan pemilik akun Twitter @wndchaser. Ia mengeluh penerbangan dari Jakarta ke Banyuwangi dialihkan ke Surabaya. "Namun sampai detik ini belum berangkat dan hanya diberi makan di lounge. Di Surabaya entah bagaimana proses penginapan yang katanya akan disediakan Garuda," ujarnya sekitar pukul 19.00, Jumat, 1 Desember 2017.
Penumpang juga mengeluhkan tak ada petugas yang berjaga memberi informasi mengenai penundaan penerbangan. Akun Twitter @anggagam mengungkapkan tak ada staf Garuda yang menemui penumpang di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta. "Di mana stafnya? Pada kabur. Main petak umpet sama customer. Ga ada itikad baiknya. Gimana mau koordinasi," ucapnya.
Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengakui banyak penerbangan Garuda Indonesia yang mengalami delay pada hari ini, Jumat, 1 Desember 2017. "Banyaknya jadwal penerbangan yang mengalami penundaan ini menyebabkan terjadi penumpukan penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya saat dihubungi Tempo malam ini.
Menurut Ikhsan, ada sekitar 260 penerbangan Garuda Indonesia ke berbagai tujuan dalam dan luar negeri yang mengalami delay. "Rata rata delay 1-2 jam, ada juga beberapa penerbangan yang delay 6-7 jam," tuturnya.
Ikhsan mengatakan kondisi ini terjadi karena akumulasi dampak erupsi Gunung Agung yang berujung pada penutupan Bandara I Gusti Ngurai Rai, Denpasar, Bali, dan Bandara Lombok. Penutupan dua bandara itu dalam beberapa hari belakangan, menurut Iksan, berakibat pembatalan 300 penerbangan Garuda Indonesia. "Karena 30 persen penerbangan Garuda Indonesia adalah tujuan dari dan ke Bali," katanya.
Ikhsan memastikan penumpang pesawat Garuda Indonesia yang mengalami delay tidak akan ditelantarkan. "Kami lakukan kewajiban sesuai dengan aturan yang berlaku," ujarnya.