TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin GoJek Indonesia Nadiem Makarim menyabet penghargaan Ernst & Young (EY) Entrepreneur of the Year 2017 Award. Dia menyisihkan pesaing lainnya yakni Ahmad Zaky dari PT Bukalapak, Herman Tanoko dari PT Avia Avian, Robby Gunawan dari PT Indesso Aroma, Satrija Sumarkho dari PT Tawada Healthcare, serta Thomas Farial dari PT Delamibrands Kharisma Busana.
"Satu langkah untuk mencapai kesuksesan adalah dengan berbagi kesuksesan dengan orang lain, saya tidak akan berada di sini tanpa tim saya," ujarnya saat memberikan pidato pemenang dalam Malam Penganugerahan di The Ritz-Carlton Hotel, Jakarta, Rabu, 15 November 2017.
Nadiem mengatakan bakal terus mengembangkan ekonomi dan infrastruktur digital. Dengan begitu masyarakat dapat menikmati akses keuangan dan servis yang lebih cepat dengan bantuan teknologi.
EY Indonesia Country Managing Partner Hari Purwantono mengatakan penghargaan EY Entrepreneur Of The Year 2017 diberikan kepada bos GoJek setelah melalui pertimbangan yang kompetitif dan sulit. "Pada akhirnya muncul mengungguli finalis lain yang tak kalah luar biasanya dari enam kriteria penilaian," ujar dia.
Finalis tahun ini mewakili pemimpin terbaik dari dua dunia usaha, yakni perusahaan yang digerakkan dengan kekuatan dan perusahaan disruptor industri. "Ini adalah cerminan dari kenyataan dewasa ini dalam dunia bisnis dimana ketangkasan, pemikiran kritis dan pemaduan batasan-batasan telah menjadi norma umum."
Lebih lanjut, perusahaan angkutan berbasis aplikasi itu dinilai menciptakan solusi bagi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Munculnya layanan itu juga dinilai berdampak besar dalam perubahan perilaku penggunanya, sehingga akhirnya perusahaan ini dianggap sebagai salah satu disruptor pada ruang inovasi digital.
Nadiem sebagai Country Winner EOY 2017 akan mewakili Indonesia di EY World Entrepreneur Of The Year 2018 di Monaco pada Juni 2018. Dia bakal bersaing dengan wirausahawan lain dari 60 negara di seluruh dunia.
Selain gelar utama, gelar Social Entrepreneur Of The Year 2017 dinobatkan kepada M. Alfatih Timur dari PT Kitabisa. Alfatih mengembangkan Kitabisa.com untuk menjadi jembatan dalam memecahkan masalah sosial dengan menggunakan kolaborasi publik melalui platform crowdfunding alias patungan. Perusahaan itu tercatat memfasilitasi sumbangan sekitar US$ 500.000 setiap bulannya, volume sumbangan kotor Kitabisa telah meningkat sekitar 700 persen selama 2 tahun terakhir.
Pemenang kategori lainnya adalah Zulfikar Alimuddin dari Yayasan Cinta Harapan Indonesia untuk Outstanding Care & Compassion Award, Achmad Zaky dari PT Bukalapak untuk Technology & Digital Entrepreneur Award, Hermanto Tanoko dari Avia Avian untuk Industry Entrepreneur Award, dan Shana Fatina dari PT Tinamitra Mandiri untuk Community Development Award.