TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengatakan ekonomi Indonesia tidak akan turun tajam saat ekonomi dunia bermasalah atau kontraksi.
"Kalau ekonomi dunia mengalami masalah, kontraksi, Indonesia itu juga turun tapi tidak setajam dunia. Jadi, kita seolah-olah lebih kokoh, seolah-olah," kata Faisal Basri di Ambhara Hotel Jakarta, Kamis, 9 November 2017.
Baca Juga:
Baca juga: Pengamat Ramalkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2018 Bergairah
Sebaliknya, menurut Faisal bila ekonomi dunia pulih, Indonesia tidak serta merta ikut pulih. Ada jeda waktunya.
"Jadi jangan berharap ekonomi dunia membaik, kita juga akan membaik. Tidak bisa segera," kata Faisal.
Hal tersebut menurut Faisal, karena Ekonomi kita tidak cocok atau compatible dengan ekonomi dunia. "Ekonomi dunia itu berbasis industri, kita komoditas," kata Faisal.
"Kan ekonomi dunia membaik, kita 5.0 juga (saat ini)," ujar Faisal.
Menurut Faisal hampir 70 persen Indonesia ekspor komoditi. Ia melihat kalau recover itu yang akan duluan laku adalah produk-produk manufaktur. "Jadi, untuk lebih compatible, naikkan industri manufakturnya, dorong ekspor industri manufakturnya, perkuat industri manufakturnya," kata Faisal
"Ada masalah dalam struktur ekonomi Indonesia," kata Faisal.
Faisal menilai ketika ekonomi dunia anjlok, indonesia tidak anjlok, disebabkan karena sektor keuangan Indonesia masih cetek. "Bukan karena kita hebat," kata Faisal.
Ia mengatakan strukturnya perlu dibenahi, seperti sektor keuangan untuk lebih diperdalam. Faisal merekomendasikan untuk struktur ekonomi diperkuat dengan industrialisasi.
"Karena hampir tidak ada negara yang bisa compatible dengan dunia, bisa menikmati keuntungan dari perdagangan dunia, kalau manufakturnya lemah. Kalau manufaktur kuat, keuntungannya ada dua, gains from trade dan additional gains from trade," kata Faisal Basri.
Dengan begitu menurut Faisal ada keuntungan ekstra, karena ada perdagangan intra industri. Ia menilai teori tersebut seperti hukum alam. "Tidak bisa dilawan," kata Faisal tentang ekonomi Indonesia.