Iklan
TEMPO Interaktif, Kediri:Para pengusaha UKM (usaha kecil dan menengah)di Kabupaten dan Kota Kediri, Jawa Timur merasa geraholeh seminar yang digelar Tempo bekerja sama dengan rokok Dji Sam Soe produksi PT HM Sampoerna Tbk. Mereka merasa sangat tergugah setelah mengikuti seminar yang merupakan program rodshow ke seluruh kota di Indonesia yang bertujuan untuk menggugah bangkitnya parapengusaha UKM menuju manajemen modern.Seminar yang diselenggarakan di Hotel Lotus, KotaKediri itu diikuti sekitar 100 pengusaha UKM diseluruh Kota dan Kabupaten Kediri dan dipandu olehWahyu Muryadi, Redaktur Eksekutif Majalah Tempo.Seminar menghadirkan empat pembicara, yaitu CharlesSaerang (Presiden Direktur pabrik jamu Nyonya Meneer),Bimada (pengusaha Bakmi Raos dan pemenang Dji Sam SoeAward 2006), Dharma Setyawan (Pimpinan Sub DivisiKredit Program Bank Jatim) dan Samsul hadi (DirekturPeac Bromo)."Saya merasa tertantang setelah mengikuti seminar yangdigelar Tempo dan Dji Sam Soe. Kami baru sadar bahwamanajeman modern sangat diperlukan untukmempertahankan kelangsungan usaha," kata Didik, salahseorang peternak ikan lele dan ayam asal KecamatanPlemahan Kabupaten Kediri, Rabu (4/7).Didik yang sebelumnya bekerja di sebuah lembagapembiayaan kredit otomotif mengaku mendapatkanpenghasilan jauh lebih besar setelah menekuni duniawirausaha. Namun selama ini dia tidak memperhitungkanjika sewaktu-waktu usahanya bisa bangkrut olehsebab-sebab tertentu. Padahal selama ini dia tidakpernah memikirkan manajemen modern yang baik."Usaha ternak ayam saya bangkrut setelah muncul virusflu burung. Dalam seminar ini saya disadarkan bahwamanajemen modern perlu untuk menghindari terjadinyakebangkrutan absolut seperti yang saya alami.Untungnya ternak ikan lele saya masih jalan," kataDidik.Ahmad Basuki, pengusaha kelambu dan korden asal DesaBlawe, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri jugamengaku selama ini tidak pernah memikirkan membuatmanajemen modern. Selama ini, dia cukup puas bisamenjalankan usahanya dengan pola tradisional dankekeluargaan. Padahal produknya sudah merambah hinggake Aceh, Kalimantan dan Papua."Saya tidak pernah memikirkan bagaimana jikasewaktu-waktu usaha saya mengalami kendala. Kamiberharap seminar ini ada follow up yang lebihmendalam," kata Basuki yang kini melakukandiversifikasi produk berbasis bahan kelambu.Para pembicara semuanya menekankan perlunya untukmemahami bagaimana memulai sebuah usaha dengankeberanian, cara pemasarannya hingga strategi mencariakses finansial sebagai modal usaha."Yang terpenting jangan kita minder menghadapipersaingan global. Kita harus berani menciptakanproduk inovati dan kreatif untuk menciptakandiferensiasi. JIka biasa-biasa saja, pasti akantergerus jaman dan tidak akan pernah kaya," kataBimada, pememang Dji Sam Soe Award 2006.DWIDJO UMAKSUM)
Iklan
