TEMPO.CO, Bandung - Sopir ojek online harus mewaspadai beberapa zona merah di Bandung, yaitu wilayah terlarang untuk menjemput penumpang bagi ojek dengan aplikasi itu. Zona merah itu seperti di daerah Bandung Timur dan Bandung Barat. Sopir ojek yang melanggar akan berhadapan dengan tukang ojek pangkalan.
Koordinator wilayah barat Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) Ahmad Sukandar mengatakan,sopir ojek online belum bebas beroperasi di semua wilayah Bandung. Ada beberapa zona merah yang harus dihindari agar tidak muncul konflik dengan pengemudi ojek pangkalan.
Baca juga: Ini 7 Permintaan Pengemudi Angkutan Online Jawa Barat
“Misalnya di daerah Geger Kalong, Ujung Berung dan daerah Bandung Timur, juga Bandara Husein (Sastranegara),” katanya di sela aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Senin, 16 Oktober 2017.
Menurutnya, sopir ojek online hanya bisa masuk ke zona merah itu untuk mengantar. “Kalau mengambil dilarang,” ujarnya. Menghadapi potensi konflik di lapangan, paguyuban ojek online itu pun membentuk tim satuan tugas yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
Lebih dari dua ribu pengemudi angkutan online di Bandung Raya berunjuk rasa di depan Gedung Sate, Bandung, Senin, 16 Oktober 2017. Aksi itu menuntut pencabutan larangan beroperasi angkutan online oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat pekan lalu.
"Kami juga minta perlindungan pemerintah supaya tidak ada lagi intimidasi dari pihak mana pun," kata Ahmad Sukandar, 43 tahun, koordinator wilayah barat Himpunan Driver Bandung Raya (HDBR) di sela aksi.
Menurut dia, pelarangan itu yang mencetuskan aksi besar-besaran hari ini di depan kantor pemerintahan provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil rapat koordinasi aksi, jumlah peserta lebih dari dua ribu orang. Mayoritas peserta aksi merupakan pengemudi angkutan online yang tergabung dalam komunitas atau paguyuban wilayah.
Baca juga: Sopir Gojek, Grab, dan Uber Gelar Unjuk Rasa di Depan Gedung Sate
Tidak semua pengemudi angkutan online di Bandung Raya ikut unjuk rasa. Sejumlah sopir ojek online terlihat masih beroperasi. "Ini aksi solidaritas dan damai, tidak ada paksaan," ujar Ahmad.
Sejak pukul 10.00, peserta aksi datang bergelombang dari penjuru kota. Pengemudi ojek online umumnya memakai jaket Go-Jek, Uber, dan Grab. Sepeda motor mereka parkir di area Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, yang berjarak sekitar 400 meter dari Gedung Sate.