TEMPO.CO, Jakarta - Penumpang transportasi online di Depok, Jawa Barat, menyesalkan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang melarang taksi online untuk beroperasi sejak Senin lalu. "Saya tidak setuju kalau taksi atau ojek dilarang beroperasi," kata Komalasari, 32 tahun, pekerja swasta yang kerap menggunakan jasa transportasi online, di Depok, Jumat, 13 Oktober 2017.
Sebagai pengguna jasa transportasi online, Komalasari mengatakan sangat terbantu dengan keberadaan mereka. Menurutnya, dari pada melarang taksi online beroperasi, lebih baik pemerintah membenahi sistem transportasi yang ada. "Tingkatkan saja kualitas transportasi yang sudah ada agar bisa bersaing dengan transportasi online," ujarnya.
Simak: Bantah Larang Taksi Online, Pemprov Jabar: Hanya Sosialisasi
Ia menuturkan jika angkutan umum dibuat nyaman, masyarakat juga akan beralih menggunakannya. Jadi, pelarangan transportasi online baik ojek maupun taksi, bukan solusi. Sebab, keberadaan mereka sudah menjadi kebutuhan masyarakat. "Apalagi bagi saya yang kerjanya sering mobile."
Menurutnya, sejauh ini masyarakat memilih transportasi online karena lebih murah dan nyaman. Untuk taksi online, kata dia, masyarakat lebih mudah mengaksesnya karena bisa dipesan lewat handphone.
Belum lagi, harga yang ditawarkan pasti, tidak seperti taksi konvensional yang bisa memainkan argonya. "Bahkan, kadang taksi konvensional sengaja nyari rute yang jauh agar kita bayarnya mahal," ujarnya.
Setali tiga uang, Pangestu Citra Indah, 25 tahun, lebih menerima pemerintah mengatur tarif taksi online dari pada melarangnya. Menurut karyawan perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan ini, perkembangan transportasi online sudah tidak bisa dibendung. "Sebab, kita sudah hidup di era digital. Seharusnya yang konvensional yang ikuti perkembangan kalau tidak mau tersisih," ucapnya.
Menurutnya, sudah menjadi hukum alam perlahan keberadaan transportasi konvensional semakin tersisih. Sebabnya, masyarakat akan lebih memilih transportasi yang nyaman dan mudah dijangkau. "Kalau mau taksi konvensional yang ikut perkembangan," ujarnya. "Kayak blue bird kan sudah ada di Gojek."
Selain itu, menurutnya lagi, jika pemerintah tidak bijak dalam menyikapi persoalan taksi online, justru akan menjadi masalah yang berkepanjangan. "Penumpang kan bebas memilih. Kalau transportasi konvensional dan umum murah serta nyaman, penumpang pasti akan menggunakannya," ucapnya.
IMAM HAMDI