TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) telah menerbitkan 10,2 juta kartu uang elektronik E-Money bernilai transaksi setara dengan Rp 3,4 triliun. Group Head Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyebutkan sebagian besar atau 60-70 persen dari total kartu tersebut digunakan konsumen yang tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Thomas menjelaskan, dari total pengguna E-Money di Jabodetabek itu, 80 persen di antaranya memakainya untuk pembayaran tol. Dengan demikian, transaksi yang dibukukan E-Money untuk pembayaran tol berkisar Rp 1,9 triliun.
"Target kami sekarang adalah bagaimana memperluas edukasi penggunaan uang elektronik ke masyarakat," ujar Thomas di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. "Termasuk peningkatan penjualan kartu dan pengisian kartu atau top up."
Baca: Saldo E-Money Tiap Bank Berbeda, Ini Penjelasan Mandiri
Lebih jauh, Thomas menuturkan pihaknya siap mendukung program gerakan nasional nontunai (GNNT), khususnya pembayaran tol. "Kami siap. Kami akan alokasikan berapa saja (uang elektronik) yang bisa diserap masyarakat," ucapnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kebutuhan uang elektronik untuk pembayaran nontunai di seluruh ruas tol di Indonesia mencapai tiga juta keping. Adapun jumlah uang elektronik yang sudah beredar mencapai 1,5 juta. Dengan demikian, kekurangan uang elektronik berkisar 1,5 juta keping dengan porsi 800 ribu-1 juta keping dibutuhkan konsumen yang berada di Jabodetabek.
Lima bank penyedia layanan transaksi nontunai, yaitu Bank Mandiri, BCA, BRI, BNI, dan BTN, siap meningkatkan penetrasi penggunaan e-money di jalan tol. Hal itu dilakukan lantaran masih kurangnya jumlah uang elektronik yang beredar di masyarakat, khususnya yang berada di kawasan Jabodetabek.