TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan mendorong terwujudnya kerja sama antara perusahaan taksi online dan perusahaan taksi reguler, guna tercipta sinergi yang baik di bidang transportasi.
Direktur Angkutan dan Multi-Moda Kementerian Perhubungan Cucu Mulyana mengatakan kolaborasi antara taksi reguler dan taksi online merupakan amanah yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek (PM 26).
Cucu menyebut perusahaan taksi online diharuskan bekerja sama dengan angkutan sewa khusus, yang dalam hal ini taksi reguler berpelat kuning. “Jadi tidak ada alasan lagi untuk tidak bekerja sama,” katanya dalam siaran pers, Jumat, 29 September 2017.
Dia mencontohkan kolaborasi yang telah dilakukan oleh GO-JEK sebagai penyedia layanan GO-CAR dengan PT Blue Bird Indonesia Tbk.
Baca: Ini Tanggapan Operator Mengenai Pencabutan Aturan Taksi Online
Adanya kolaborasi antara kedua belah pihak tak hanya mampu mempermudah akses masyarakat dalam mendapatkan transportasi roda empat yang aman, nyaman, dan cepat, tetapi juga berhasil meningkatkan kinerja kedua perusahaan yang berujung pada kesejahteraan pengemudi.
Keberhasilan kolaborasi tersebut, menurut Cucu, harus dapat dilakukan di tempat-tempat lain.
“Kolaborasi seperti yang dilakukan GO-CAR, yang mengajak transportasi reguler, inilah yang kami dorong. Dengan memanfaatkan teknologi, semua pihak bisa meraih manfaat dari ekonomi digital,” ujarnya.
Selain itu, Cucu mengatakan kolaborasi tersebut akan meningkatkan pendapatan pengusaha taksi reguler. Hal ini karena taksi reguler dapat memperluas jaringan konsumennya lewat aplikasi.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi model kolaborasi antara perusahaan taksi online dan taksi reguler. “Kolaborasi seperti ini diharapkan bisa ditiru perusahaan taksi lainnya karena pasti dampaknya positif,” ucapnya saat pengumuman kerja sama GO-JEK dengan Blue Bird, di Hotel Borobudur, Maret lalu.
