Seorang Muslim memanjatkan doa di depan Kakbah saat Laylatul Qadar, di malam ke-27 bulan suci Ramadan, saat menjalankan ibadah umrah di Kota suci Muslim Mekkah, Arab Saudi, 22 Juni 2017. Laylatul Qadar merupakan malam turunnya Al Quran. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT First Anugerah Karya Wisata atau First Travel Andika Surachman mengatakan masih terdapat sekitar 20 ribu calon jemaah umrah yang belum diberangkatkan dari total pendaftar semula 25 ribu orang.
Andika menjelaskan, memang terdapat sekitar 25 ribu calon jemaah umrah yang tercatat mendaftarkan diri pada program promo murah First Travel. Namun, terdapat 5-10 ribu orang menarik uang umrah menyusul penutupan promo umrah murah First Travel oleh Otoritas Jasa Keuangan per 18 Juli 2017.
"Angka terakhir di atas 5.000 orang tapi di bawah 10 ribu," tuturnya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 22 Juli 2017.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi OJK Tongam L. Tobing mengatakan ada 25 ribu calon jemaah umrah yang belum diberangkatkan. First Travel dinilai merugikan masyarakat sebab keberangkatan jemaah yang mendaftar pertama tergantung pembayaran peserta baru. "Artinya, ada kegiatan seperti gali lobang tutup lobang yang akhirnya merugikan masyarakat yang mendaftar belakangan," ujarnya, hari ini, 22 Juli.
Menurut Tongam, First Travel menawarkan promo umrah yang harganya tidak masuk akal, yakni Rp 14,3 juta. "Berdasarkan analisis kami serta pembahasan dengan First Travel dan Kementerian Agama, program ini tidak sesuai dengan harga terendah umrah yang mana biaya terendah sekitar US$ 1.600 atau sekitar Rp 22 juta."
Andika mengaku tak bisa memastikan berapa tepatnya jumlah klien yang tak mengundurkan diri dari program First Travel. "Masih di-cross check ulang karena ada yang refund (meminta uang kembali)," katanya.
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
9 Juni 2023
Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat, OJK Beberkan Penyebabnya
Tercatat pada April 2023, kredit perbankan tumbuh 8,08 persen year on year (yoy), lebih kecil ketimbang pertumbuhan kredit pada Maret 2023 yang mencapai 9,52 persen.