Ketidakpastian Berakhir, The Fed Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin  

Reporter

Kamis, 16 Maret 2017 08:51 WIB

Pergerakan saham di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 18 Maret 2016. IHSG ditutup flat di level yang hampir sama dengan kemarin yakni 4.885,71 naik 0,02 poin atau 0%. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan menaikkan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 0,75 persen menjadi 1 persen, Rabu waktu setempat, 15 Maret 2017.

Seperti dilansir dari Reuters, kenaikan itu merupakan kedua kalinya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Pengambilan keputusan itu di antaranya didorong pertumbuhan ekonomi Amerika yang stabil, data lapangan pekerjaan yang membaik, serta keyakinan angka inflasi akan mencapai target yang disasar The Fed sebesar 2 persen.

Kenaikan Fed Fund Rate 25 bps juga disebut sebagai salah satu langkah paling meyakinkan untuk mengembalikan kebijakan moneter Amerika ke arah yang lebih normal. Selain itu, kenaikan ini sejalan dengan janji kampanye Presiden AS Donald Trump kala itu yang menginginkan suku bunga acuan Amerika disesuaikan lagi agar lebih kompetitif.

Baca: Akhirnya, The Fed Putuskan Kenaikan Suku Bunga 0,25 Persen

Kenaikan suku bunga acuan lanjutan disebut akan dilakukan secara bertahap. Pada tahun ini, The Fed memandang akan menaikkan Fed Fund Rate dua kali lagi dan tiga kali pada 2018 mendatang.

Sementara itu, kenaikan Fed Fund Rate telah menjawab ekspektasi dan harapan pelaku pasar. Kenaikan ini telah diperkirakan sebelumnya sehingga diharapkan tidak terlalu menimbulkan efek kejut (shock) di pasar sebagai imbas keputusan itu.

"Semoga kenaikan ini menjadi sentimen yang mengurangi ketidakpastian selama ini serta memberikan arah yang jelas bagi IHSG, rupiah, dan pasar obligasi," ujar Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 Maret 2017.

Simak: PT Indosat Tbk Bukukan Laba Bersih Rp 1,1 Triliun

Reza berujar The Fed tampak yakin terhadap perbaikan dan pemulihan ekonomi di Amerika, terutama dari sisi consumer spending dan ketenagakerjaan. "Meskipun juga mencermati efektivitas dan realisasi atas kebijakan-kebijakan dari Presiden Trump," ujarnya.

Reza menambahkan, nasib rupiah, IHSG, dan pasar obligasi juga diprediksi cenderung stabil, dengan catatan tidak dilakukan spekulasi yang memanfaatkan sentimen yang ada. Menurut dia, pelemahan yang sempat terjadi beberapa hari terakhir juga dapat dikurangi.

Reza menuturkan masyarakat harus percaya kepada pemerintah, yang bekerja sama dengan Bank Indonesia serta instansi terkait lain untuk mengantisipasi kondisi ini. "Jangan terlalu lebay menganggap aliran dana asing akan hengkang hanya karena kenaikan Fed Fund Rate 25 bps," kata dia.

Sejumlah instrumen keuangan dalam negeri pun telah disiapkan dan diantisipasi untuk menghadapi kenaikan ini. Sehingga kenaikan ini telah diprediksi sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar. "Maka tidak perlu seolah-olah panik dengan melakukan aksi massive sell-off," ucapnya.

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

6 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

11 Januari 2024

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2023 terjun jadi USD75,51 per barel.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

30 November 2023

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

24 Oktober 2023

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Apakah ini akan berdampak ke cicilan KPR?

Baca Selengkapnya

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

20 Oktober 2023

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pagi masih melemah. Analis mengatakan pelemahan ini dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

19 Oktober 2023

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

Bank Indonesia alias BI menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR sebensar 25 basis poin menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di Level 5,75 Persen

21 September 2023

Ekonom Prediksi Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di Level 5,75 Persen

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRR di level 5,75 persen. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya