Revisi Pertumbuhan Ekonomi Cina Berdampak ke Ekspor Nasional  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 6 Maret 2017 21:30 WIB

Presiden Joko Widodo, memberikan penjelasan mengenai peluang investasi di Indonesia untuk para pengusaha Cina dalam acara Indonesia-Cina Economic Cooperation Forum di Beijing, 27 Maret 2015. Presentasi Jokowi dibuka dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. AP/Feng Li

TEMPO.CO, Jakarta - Revisi pertumbuhan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok sebesar 6,5 persen pada 2017 dinilai memberi dampak pada kinerja ekspor Indonesia ke Negeri Tirai Bambu tersebut.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (KTT IORA) mengatakan bahwa dampak tersebut akan menyebabkan ekspor Indonesia menurun.

"Dampak tentu ada, Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir merupakan negara tujuan ekspor Indonesia. Dampak langsung ke Indonesia ekspor akan menurun seperti batu bara dan beberapa komoditas yang diolah seperti CPO," kata Iman, di Jakarta, Senin, 6 Maret 2017.

Pemerintah Cina merevisi target pertumbuhan ekonomi menjadi sekitar 6,5 persen untuk tahun 2017. Hal tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang. Pada 2016, pemerintah Negeri Panda tersebut mematok target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 pada kisaran 6,7 hingga 7 persen.

Tercatat, total perdagangan antara Indonesia dengan Cina mencapai 47,58 miliar dolar Amerika Serikat pada 2016. Impor Indonesia mencapai 30,80 miliar dolar AS, sementara ekspor 16,78 miliar dolar AS.

Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia dengan negara mitra dagang mengalami defisit mencapai 14,01 miliar dolar AS di tahun tersebut.

Menurut Iman, meski pemerintah Cina merevisi target pertumbuhan ekonomi tersebut, masih ada peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan pasar yang ada. Pemerintah Cina menginginkan adanya peningkatan konsumsi domestik yang bisa menjadi peluang ekspor bagi Indonesia.

Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, bahwa negara tersebut memang mengalami banyak perubahan dari yang dulunya merupakan industri berat dan mengimpor bahan mentah, saat ini lebih ke sektor jasa dan konsumsi.

"Konsumsi bisa ada peluang seperti sektor pariwisata. Tiongkok merupakan sumber wisatawan mancanegara bagi Indonesia," kata Thomas yang kerap disapa Tom tersebut.

Namun, revisi target pertumbuhan ekonomi itu, menurut Tom, bukan merupakan hal yang mengejutkan dan terbilang masih cukup tinggi. Menurutnya, dengan pertumbuhan 6,5 persen dan ekonomi Tiongkok mencapai 11,5 triliun dolar AS, maka pertumbuhan tersebut masuk kategori tinggi.

"Sepuluh tahun lalu, ekonomi Cina hanya tiga triliun dolar AS per tahun dan pertumbuhan 12 persen. Sekarang jauh lebih tinggi, jadi meskipun tingkat pertumbuhan turun separuh, ukuran ekonominya sudah naik empat kali lipat," kata Tom.

Pemerintah Cina menargetkan pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 6,5 persen. Angka itu lebih rendah dari realisasi laju ekonomi tahun lalu sebesar 6,7 persen dan terendah dalam 25 tahun terakhir. Pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut menyuntikkan sejumlah stimulus untuk mempertahankan laju ekonominya.

ANTARA

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

12 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya