Ekonom UGM Ungkap 3 Faktor Penentu Pertumbuhan Nasional  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 16 Desember 2016 13:44 WIB

A. Tony Prasetiantono. TEMPO/ Mahanizar

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Toni Prasetiantono mengatakan, ada tiga faktor utama yang mampu menjaga bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berbicara pada Tinjauan Indonesia 2017 (Indonesia Outlook 2017), di Gedung Poerbatjaraka UGM, Yogyakarta, Jumat, 16 Desember 2016 dia katakan, ketiga faktor utama itu menjadi peluang bagi pemerintah Indonesia menjaga dan meningkatkan realisasi pertumbuhan di atas target yang ditetapkan.

Faktor utama pertama, kata dia, adalah dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang diperkirakan banyak pengamat dan ahli ekonomi dunia bakal mengganggu geliat perekonomian dunia. Ini juga akan terasa di Indonesia dan belahan lain dunia.

"Banyak juga pengamat dan ekonom dunia memperkirakan Trump akan merubah janji kampanyenya saat menjalankan pemerintahan Amerika Serikat. Karena cukup berbeda kepemimpinan yang dia jalankan di bidang bisnis dengan kepemimpinannya dalam pemerintahan," kata Prasetiantono.

Baca:
Harga Pertamax, Pertalite, dan Dexlite Naik Mulai Hari Ini
Dua Perusahaan Favorit Pencari Kerja di Indonesia
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia Cukup Tangguh Hadapi Amerika Serikat


Faktor kedua, dampak geliat dari harga komoditas utama Indonesia, di antaranya kenaikan harga di sektor minyak dan gas yang berdampak signifikan pada kenaikan harga batubara.

Pada bagian ini, katanya, pelaku usaha di sektor batubara mulai dapat menikmati hasil usahanya yang dalam beberapa waktu terakhir tidak mampu bangkit dari kisaran angka sekitar 50 dolar Amerika Serikat per barel.

Namun, kini harga batubara sudah mencapai angka diatas 100 dolar Amerika Serikat/ton, sehingga memberikan pengharapan bagi pengusaha batubara untuk mendapatkan kenuntungan optimal di saat-saat ini.

Faktor ketiga, dampak pemberlakuan pengampunan pajak kepada masyarakat luas agar terus dikembangkan. Sampai saat ini, dana terkumpul dari pengampunan pajak ini masih sangat jauh di bawah target.

ANTARA



Advertising
Advertising

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

12 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

5 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

9 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya