Pertumbuhan Ekonomi Asia Bertumpu pada Cina dan India

Reporter

Rabu, 28 September 2016 10:01 WIB

Bursa saham di Cina. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Asia akan terus bergerak sesuai jalur meskipun tekanan secara eksternal belum mereda. Ketahanan ekonomi Cina dan India disebut mendasari kekuatan ekonomi benua kuning.

Dalam laporan terbaru Asian Development Outlook (ADO) 2016 yang diperbarui pada September, pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan tumbuh 5,7 persen pada 2016 dan 2017. Prediksi tersebut tak berubah dari perkiraan pada Maret. Sementara itu, negara-negara industri utama dunia seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Jepang diprediksi akan tumbuh 1,4 persen pada tahun ini dan 1,8 persen pada 2017.

"Pertumbuhan yang kuat di Cina dan India membantu Asia menjaga momentum pertumbuhan. Namun, para pembuat kebijakan perlu untuk melihat risiko penurunan termasuk potensi pembalikan modal yang bisa dipicu oleh perubahan kebijakan moneter di negara maju, khususnya Amerika Serikat," kata Juzhong Zhuang, Wakil Kepala Ekonom, Selasa, 27 September 2016.

Zhuang menyebutkan peluncuran stumulus fiskal dan moneter yang kuat dari Cina mampu menopang pemulihan ekonomi di negara tersebut. Alhasil, ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi negeri bambu itu akan mencapai 6,6 persen pada tahun ini dan 6,4 persen pada 2017. Prediksi tersebut naik 0,1 persen dari perkiraan Maret.

Prestasi Cina itu membantu mengimbangi kelesuan di negara lain di Asia Timur. Subregional ini sekarang diperkirakan hanya akan tumbuh 5,8 persen pada 2016 dan 5,6 persen pada 2017. Sementara itu, Asia Selatan, akan didorong oleh perekonomian India.

Kawasan ini akan berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonominya pada ingkat 6,9 persen pada 2016 dan 7,3 persen pada tahun berikutnya, atau tidak berubah dari perkiraan Maret. Sedangkan proyeksi pertumbuhan India untuk tahun fiskal 2016 akan mencapai 7,4 persen, karena didukung oleh konsumsi swasta yang kuat.

Reformasi perpajakan India diperkirakan akan membantu menghidupkan kembali investasi dan mendorong pertumbuhan 7,8 persen pada 2017.

Untuk Asia Tenggara pertumbuhan ekonomi kawasan ini akan bergerak hingga 4,5 persen pada 2016. Kebijakan pemerintah negara-negara di kawasan ini untuk memacu investasi infrastruktur, terbukti membuat perekonomian kawasan ini relatif kuat. Kinerja yang kuat dari Filipina dan Thailand menjadi pendorong utama kawasan ini.

Pada 2017, subregional ini diharapkan untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan permintaan dari negara maju dan harga yang lebih tinggi untuk komoditas ekspor, sehingga mampu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada level 4,5 persen.

BISNIS.COM

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

2 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

6 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

6 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

7 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

10 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya