Ekonomi Melambat, Kadin: Indonesia Harus Jadi Pemain Pasar

Reporter

Selasa, 27 September 2016 23:28 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga menandatangani Deklarasi Gerakan Nasional Peningkatan Ekspor didampingi oleh Dirjen Pengembangan Ekspor Kementerian Perdagangan Arlinda, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P. Roeslani, dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Benny Soetrisno di Gedung Smesco Jakarta, 27 September 2016. Ihsan/Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi di dunia mengalami perlambatan, termasuk di Indonesia. "Rata-rata semua negara mengalami perlambatan," ujar Rosan dalam acara Trade and Ekspor for All di Gedung Smesco Jakarta, Selasa, 27 September 2016.

Rosan menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia melambat karena banyak bergantung pada komoditas tertentu, seperti batu bara dan gas. "Padahal harga komoditas tersebut sedang mengalami penurunan," ujar dia.

Menurut Rosan, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, perlu diperhatikan belanja negara dan investasi. "Dan jangan lupa dari ekspor juga bisa," ujar dia.

Sayangnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi dari ekspor sering dilupakan oleh pemerintah dan pelaku usaha. "Neraca perdagangan kita memang positif, tapi bukan sesuatu yang dapat dibanggakan," kata Rosan. Positifnya neraca perdagangan, menurut Rosan, karena ekspor dan impor sama-sama menurun.

Karena itu, kata Rosan, upaya Indonesia untuk aktif dalam perdagangan bebas harus kembali ditingkatkan. "Saat ini beberapa perdagangan bebas sedang dalam tahap negosiasi," kata dia. "Misalnya Indonesia dengan Australia."

Selain itu, untuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah berjalan sejak awal tahun ini, posisi Indonesia masih rendah dibandingkan negara ASEAN lain, yaitu sekitar 20 persen. Padahal Indonesia adalah pangsa pasar yang besar. "Jangan hanya pangsa pasar saja, tapi harus jadi pemain pasar yang besar," ujar dia.

Karena itu, Indonesia harus dapat menjadi pemain pasar di MEA karena posisi Indonesia sebagai negara dengan luas wilayah terbesar dengan jumlah penduduk yang sangat banyak. "Jadi, sangat disayangkan kalau kita bukan pemain pasar," kata Rosan.

ODELIA SINAGA

Berita terkait

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

1 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

2 hari lalu

37 Tahun Rudy Salim, Pernah Menolak Denda 9 Mobil Mewah dari Bea Cukai

Pengusaha muda kelahiran 24 April 1987, Rudy Salim pernah menolak denda untuk 9 mobil mewah dari Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

3 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

6 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

9 hari lalu

Rupiah Terus Melemah, Kadin Khawatir Dunia Usaha Terdampak

Nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar menyebabkan para pengusaha khawatir.

Baca Selengkapnya