Menteri Darmin: Butuh Modal Besar Agar Ekonomi Tumbuh 1 Persen

Reporter

Editor

Anton Septian

Kamis, 31 Maret 2016 09:30 WIB

Menko Perekonomian Darmin Nasution. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir untuk menumbuhkan ekonomi sebesar 1 persen, dibutuhkan modal yang lebih besar daripada periode sebelumnya.

"Sebabnya ada dua: pembangunan infrastruktur dan volume output komoditas pertambangan turun," ucap Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Maret 2016.

Darmin menjelaskan, dalam ilmu ekonomi, ada yang disebut Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yang merupakan rasio atau perbandingan modal yang dibutuhkan secara nasional untuk melahirkan pertumbuhan 1 persen. "Itu bisa dihitung," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, angka ini membesar, sehingga untuk melahirkan pertumbuhan 1 persen membutuhkan modal lebih besar. "Pertama, karena di tahun terakhir banyak yang membangun infrastruktur," tuturnya.

Menurut Darmin, modal pembangunan infrastruktur memang lebih mahal untuk menghasilkan pertumbuhan 1 persen. Kedua, volume output komoditas pertambangan turun, padahal modalnya naik. "Jadi itu persoalan yang dilalui suatu negara, seperti yang kita lalui dalam tahun-tahun terakhir."

Darmin menilai, jika nanti infrastruktur sudah jadi dan ada investasi di sektor industri, angka itu akan mengecil kembali. "Jadi bukan investasi tidak efektif, memang pilihannya harus buat infrastruktur dulu."

Sebelumnya, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Muliaman Hadad menilai pemanfaatan modal di Indonesia tidak efisien, karena peningkatan investasi tak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) naik dari 7,5 persen menjadi 9,5 persen sepanjang 1985-2014.

Kontribusi terhadap produk domestik bruto juga baik dari 23 persen menjadi 33 persen pada periode yang sama. Namun indeks akumulasi kapital dan penggunaan modal terhadap PDB atau ICOR naik dari 4 persen menjadi 6 persen dalam 30 tahun terakhir.

Jika pada 1985 investasi sebesar 4 persen sudah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 1 persen, pada 2014 dibutuhkan investasi 6 persen untuk meraih pertumbuhan ekonomi 1 persen.

DIKO OKTARA




Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

6 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

20 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

5 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

8 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

18 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya